SuaraSumut.id - Pengalaman masa kecil yang positif dan bahagia dapat mengurangi risiko remaja mengalami depresi atau gangguan kecemasan.
Seorang peneliti bernama Hasina Samji dari Universitas Simon Fraser di Kanada, Amerika Serikat, melakukan penelitian pada lebih dari 8.800 pelajar dari bulan Januari hingga Maret 2022.
Pesertanya adalah siswa kelas 11 di sekolah British Columbia yang diminta untuk mengingat kembali sejumlah pengalaman positif dan buruk yang mereka alami hingga usia 18 tahun.
Para siswa juga diminta untuk menilai tingkat keparahan gejala depresi dan kecemasan mereka serta menilai kesejahteraan mental dan kepuasan hidup mereka secara keseluruhan.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang dewasa yang mengalami empat atau lebih pengalaman masa kecil yang buruk, berpotensi empat kali mengalami depresi dan kepuasan hidup yang rendah, berisiko tiga kali mengalami kecemasan dan 30 kali lebih mungkin melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan orang yang tidak memiliki pengalaman masa kecil yang buruk.
"Remaja yang tidak memiliki pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan (ACE) memiliki kesehatan mental dan kesejahteraan yang jauh lebih baik dibandingkan mereka yang memiliki satu atau lebih ACE," kata para peneliti dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Child Abuse and Neglect, melansir Antara, Selasa (30/4/2024).
Samji menyoroti kesengsaraan menyebabkan banyak dampak buruk di berbagai bidang, baik itu penyakit menular, atau penggunaan narkoba, atau obesitas, atau penyakit jantung.
"Saat Anda melihat orang-orang yang telah mengalami empat atau lebih pengalaman buruk di masa kanak-kanak, dibandingkan dengan lebih sedikit atau sama sekali tidak mengalami pengalaman buruk-mereka berisiko lebih tinggi mengalami hampir semua dampak buruk kesehatan," ujarnya.
Guna menjaga kesehatan mental para remaja terutama pasca pandemi Covid-19, ia meminta semua pihak untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh para remaja untuk melewati krisis yang terjadi dalam kehidupan mereka.
"Saya memang ingin ke hulu dan memikirkan dukungan di tingkat individu, tapi juga dukungan struktural dan sistemik seperti apa yang bisa kita berikan lebih awal," katanya.
Berita Terkait
-
Bukan Antisosial, Ini 6 Tantangan Berteman di Usia Dewasa Awal
-
Panduan Hidup Sehat: Cara Meningkatkan Imunitas agar Tidak Gampang Sakit
-
Mengidap Bipolar, Rachel Vennya Beberkan Kondisi Emosi dan Perawatan Rutin
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Waspada, 5 Masalah Kesehatan Ini Bisa Muncul Akibat Kurang Berjemur
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kayu Besar Hancurkan Asrama, Dukungan Kementerian PU Pulihkan Senyum di Darul Mukhlisin
-
Bertaruh Rindu di Tengah Lumpur, Perjuangan Petugas yang Tak Pulang Demi Akses Warga Aceh Tamiang
-
Telkomsel dan Kementerian Komdigi Perkuat Bantuan Kemanusiaan untuk Masyarakat Aceh
-
Kementerian PU Kerja Siang-Malam Bersihkan Jalan dan Akses Warga di Aceh Tamiang Pascabencana
-
Jalan Nasional di Aceh Tamiang Akhirnya Berfungsi Lagi, Kementerian PU Optimis Kondisi Segera Pulih