Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Selasa, 07 Mei 2024 | 17:02 WIB
Ilustrasi kebaya. [Unsplash/Abby AR]

SuaraSumut.id - Kebaya, busana tradisional yang dikenakan perempuan Indonesia, memiliki sejarah panjang dan merupakan salah satu identitas budaya bangsa.

Menurut Dwi Woro Retno Mastuti, Dosen Program Studi Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, kebaya bisa menjadi identitas budaya Nasional berbasis kelokalan.

"Secara historis, kebaya di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dari sejarah busana di Nusantara,” kata Dwi, Selasa (7/5/2024).

Sejarah kebaya bisa dikulik melalui sejarah kain panjang seperti batik Solo, Batik Yogyakarta, Batik Peranakan dan lainnya.

Dikutip dari laman Warisan Budaya Takbenda Indonesia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, kebaya diperkirakan dibawa oleh pendatang dari etnis China yang berdagang ke Indonesia, dan dipakai oleh perempuan Eropa untuk acara resmi.

Melalui akulturasi budaya yang ada di Indonesia, kebaya bisa diterima di masyarakat dan menjadi kebanggaan masyarakat sebagai identitas nasional yang patut diperjuangkan.

"Kita perlu identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan. Diperlukan saling berterima antara berbagai komponen dan lapisan masyarakat di Indonesia," ujarnya.

Masyarakat harus menyadari keragaman budaya di Indonesia karena adanya banyak pengaruh kebudayaan yang masuk, seperti Peranakan, Eropa hingga Arab, dan kebaya menjadi salah satu kontribusi keragaman budaya di Indonesia sebagai negara adi-budaya.

Sehingga masyarakat perlu saling menerima dan tidak menghiraukan dari mana asal budaya tersebut datang.

"Tidak perlu mempermasalahkan produk budaya tersebut berasal dari etnis mana pun yang ada di Indonesia, selama produk tersebut memiliki kontribusi terhadap keragaman budaya Indonesia sebagai negara adi-budaya," katanya.

Dengan didaftarkannya kebaya ke dalam warisan budaya Unesco, diharapkan masyarakat semakin menerima ragam budaya Indonesia dari berbagai asal sebagai identitas nasional.

Load More