SuaraSumut.id - Sejumlah wilayah di Provinsi Aceh berpotensi mengalami kekeringan akibat curah hujan yang rendah pada musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga September 2024 mendatang.
"Analisis hujan terakhir di seluruh wilayah Aceh pada 11 hingga 20 Juli rendah, warnanya coklat semua. Dan ini sudah berjalan beberapa dasarian terakhir," kata Kepala Stasiun Klimatologi Aceh, Muhajir, Kamis (25/7/2024).
Menurut Muhajir, pada Juli ini wilayah Aceh yang diprakirakan mengalami curah hujan rendah (0-50 mm) meliputi Banda Aceh, sebagian Aceh Besar, Pidie, Bener Meriah dan Aceh Utara.
Sedangkan untuk wilayah Aceh lainnya diprakirakan mengalami curah hujan menengah (51-100 mm), kecuali sebagian Aceh Selatan dan Nagan Raya kemungkinan mengalami curah hujan tinggi.
"Prediksi hingga akhir bulan Juli masih kering," ujarnya.
Kemudian, pada Agustus wilayah Aceh yang diprakirakan mengalami curah hujan rendah meliputi Banda Aceh, sebagian Aceh Besar, dan Aceh Utara.
Sementara curah hujan tinggi diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Pidie, Aceh Barat, sebagian besar Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Aceh Selatan, Aceh Tenggara dan Aceh Singkil.
"Wilayah Aceh lainnya diprakirakan mengalami curah hujan menengah," katanya.
Lalu, untuk September wilayah Aceh yang diprakirakan mengalami curah hujan rendah meliputi sebagian kecil Banda Aceh dan Aceh Besar.
Curah hujan tinggi diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Nagan Raya, Aceh Barat dan Aceh Selatan. Sementara wilayah Aceh lainnya diprakirakan mengalami curah hujan menengah.
Muhajir juga menyampaikan bahwa sejak Mei lalu Stasiun Klimatologi Aceh sudah mengeluarkan surat kesiapsiagaan menghadapi puncak musim kemarau 2024 dan waspada kekeringan untuk bupati/wali kota dan instansi terkait.
"Kalau daerah mana saja yang sudah mengalami kekeringan, itu di Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang, sisanya kami belum dapat informasi, apakah sudah memberlakukan kesiapsiagaan di masing-masing kabupaten/kota," ujarnya.
Sebagai informasi, sejauh ini satu daerah di Aceh yakni Kabupaten Aceh Besar telah memberlakukan status siaga darurat bencana kekeringan untuk wilayah Kecamatan Lhoknga.
Penetapan status bencana tersebut agar penanganannya dapat dilakukan secara komprehensif dan keberlanjutan. (Antara)
Berita Terkait
-
Peringatan BMKG, Indonesia Diancam Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi
-
Dampak La Nina: Ancaman Banjir dan Longsor Mengintai Indonesia
-
Curah Hujan Meningkat, ASDP Ingatkan Penumpang Kapal Penyeberangan Waspada Cuaca Ekstrem
-
Tips Memilih Cover Mobil Terbaik: Perlindungan Maksimal dari Panas Matahari dan Cuaca Ekstrem
-
Sambaran Petir Dahsyat Tewaskan 6 Orang di China, Cuaca Ekstrem Masih Mengancam
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
Terkini
-
Viral Remaja Wanita Diculik Kawanan Bersenpi di Labura Sumut, Minta Tebusan Rp 400 Juta, 3 Pelaku Ditangkap
-
Lari ke Aceh, Pelaku yang Buang Mayat Wanita dalam Tas di Karo Ditangkap
-
Polres Labusel Launching Gugus Tugas Ketahanan Pangan
-
Seniman Luncurkan NFT Bobby Nasution, Bangkitkan Seni Digital Sumatera Utara
-
Polres Labusel Pergoki Maling Sawit Miliki Sabu