SuaraSumut.id - Provinsi Aceh mengalami inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 2,29 persen pada Agustus 2024. Komoditas penyumbang inflasi paling dominan adalah tarif air minum PAM dan beras.
"Inflasi tahunan Aceh pada Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama di tahun 2023," kata Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution, melansir Antara, Senin (2/9/2024).
BPS Aceh mengukur inflasi berdasarkan lima kota indeks harga konsumen (IHK), yaitu Banda Aceh, Lhokseumawe, Aceh Barat, Aceh Tamiang, dan Aceh Tengah.
Lima komoditas utama yang dominan menyumbang inflasi tahunan di Aceh adalah tarif air minum PAM (0,61 persen), beras (0,60 persen), sigaret kretek mesin (0,38 persen), emas perhiasan (0,31 persen), gula pasir (0,10 persen).
"Tarif air minum PAM dan beras memberikan andil yang paling besar pada inflasi Agustus 2024 secara year-on-year," ujarnya.
Dirinya mengatakan bahwa inflasi tahunan tertinggi terjadi di Banda Aceh sebesar 3,22 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Aceh Tamiang sebesar 0,87 persen.
" Tren inflasi yang menurun dari Januari hingga Agustus 2024 menunjukkan adanya efektivitas intervensi dalam pengendalian inflasi," cetusnya.
Di sisi lain, BPS mencatat Aceh mengalami inflasi sebesar 0,10 persen secara month-to-month/mtm pada Agustus 2024.
Komoditas penyumbang dominan inflasi Aceh secara bulanan yaitu sigaret kretek mesin 0,07 persen, ikan dencis 0,06 persen, cabai rawit 0,05 persen, ikan tongkol 0,04 persen dan bensin 0,03 persen.
"Komoditi penyumbang inflasi ini terutama dari komoditas pangan," jelasnya.
Sejak Januari 2024 ada penambahan dua kota IHK di Aceh yaitu Aceh Tengah dan Aceh Tamiang. Pada Agustus 2024 secara bulanan terjadi deflasi di Aceh Tengah sebesar 0,26 persen dan Meulaboh, Aceh Barat sebesar 0,12 persen.
"Sedangkan lainnya mengalami inflasi yaitu Aceh Tamiang 0,63 persen, Banda Aceh 0,04 persen, dan Lhokseumawe 0,19 persen," katanya.
Berita Terkait
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri
-
Bertaruh Nyawa di Jembatan Tali, Ribuan Warga Aceh Tengah Masih Terisolir
-
Asrama Mahasiswa Aceh di Tembalang Mendadak Haru Biru, Haji Suryo dan Slank Bawa Bantuan
-
Saat Bendera Putih Berkibar di Aceh, Peneliti UGM Kritik Pemerintah Tak Belajar Hadapi Bencana
-
Apresiasi Wali Kota Lhokseumawe: Mentan Amran Tanggap dan Cepat Bantu Masyarakat Aceh
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Pertamina Bersihkan Puskesmas Rantau di Aceh untuk Pulihkan Layanan Kesehatan Masyarakat
-
Lokasi SIM Keliling Medan Pekan Ini, Lengkap dengan Syarat dan Jam Operasionalnya
-
Kerugian Banjir di Aceh Timur Capai Rp 5,39 Triliun, Ribuan Rumah Rusak
-
1.955 Kantong Darah Didistribusikan ke Wilayah Bencana di Aceh
-
ARTKARO 2025, dari Kegelisahan Lokal Menuju Ekosistem Seni Rupa Nasional