SuaraSumut.id - BPS mencatat peningkatan signifikan dalam nilai ekspor dan impor di Sumatera Utara (Sumut) naik pada Juli 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.
Nilai ekspor Sumut mencapai 969,75 juta dolar AS, mengalami kenaikan 12,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Namun, jika dibandingkan secara tahunan (year on year), ekspor justru mengalami sedikit penurunan sebesar 0,03 persen," kata Kepala BPS Sumut Asim Saputra, melansir Antara, Selasa (3/9/2024).
Ekspor dari Sumut masih didominasi oleh sektor industri, yang menyumbang 92,76 persen dari total ekspor, sementara sektor pertanian menyumbang 7,24 persen.
Ekspor terbesar Sumut ditujukan ke negara-negara Asia di luar ASEAN, yang mencapai 413,53 juta dolar AS atau 42,64 persen dan negara anggota ASEAN 116,63 juta dolar AS (12,03 persen).
Di antara negara-negara tujuan, Tiongkok menjadi yang terbesar dengan total ekspor 191,80 juta dolar AS (19,78 persen), disusul oleh Amerika Serikat dengan 122,46 juta dolar AS (12,63 persen), dan India dengan 77,89 juta dolar AS (8,03 persen).
Asim mengatakan untuk perkembangan impor pada Juli 565,31 juta dolar AS naik 24,10 persen dibandingkan Juni 2024.
Impor didominasi bahan baku penolong sebesar 78,78 persen yang terbesar di antaranya bahan bakar mineral 86,32 juta dolar AS (15,27 persen) dan komoditas ampas sisa industri makanan 60,56 juta dolar AS , barang konsumsi 12,25 persen, barang modal 8,97 persen.
Sementara impor Sumut dari negara Asia di luar ASEAN bernilai 197,07 juta dolar AS (34,86 persen) dan dari negara ASEAN 170,98 persen (30,24 persen).
Untuk neraca perdagangan pada Juli, mengalami surplus hingga 404,44 juta dolar AS dimana total ekspor 969,75 juta AS dan impor 565,31 juta dolar AS.
"Surplus ini merupakan modal dalam pertumbuhan ekonomi yang progresif di Sumut," ucapnya.
Neraca perdagangan Sumut menurut negara mengalami surplus pada Amerika Serikat mencapai 91 juta dolar AS, India 49 dolar AS dan Tiongkok 44 juta juta AS, sedangkan defisit negara Malaysia 27 juta dolar AS, Brasil 47 juta dolar AS dan Singapura 49 juta dolar AS.
Berita Terkait
-
Gubernur Bobby Nasution Perpanjang Status Tanggap Darurat Bencana hingga 31 Desember 2025
-
Penampakan Gunungan Uang Rp 6,625 Triliun Hasil Korupsi dan Denda Kehutanan di Kejagung
-
Pemerintah Tetapkan SOP Ketat Cegah Masuknya Zat Radioaktif di Tanjung Priok
-
Purbaya Siapkan Rp 2 Triliun dari LPEI untuk Pembiayaan Ekspor Industri Tekstil dan Furnitur
-
Garap Hilirisasi Susu Nasional, Perkebunan Kandangan Gandeng Bappenas Siapkan Model Terpadu
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Dukung Pemulihan Ekonomi, Bank Mandiri Ringankan Kredit Nasabah Korban Bencana Sumatera
-
Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor Sumut Diperpanjang untuk Kedua Kalinya
-
Wajib Tahu! Ini 10 Makanan Alami Penurun Darah Tinggi
-
Jangan Abaikan Ban Motor, Ini Alasan Wajib Ganti Ban Sebelum Liburan Jauh
-
Motor Kehabisan Oli? Ini Estimasi Biaya Perbaikannya