Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Jum'at, 17 Januari 2025 | 17:05 WIB
7,3 ton buah manggis siap diekspor ke China. [dok Istimewa]

SuaraSumut.id - Sebanyak 7,3 ton buah manggis asal Sumatera Utara (Sumut), diekspor ke China, usai menjalani pemeriksaan kualitas.

Dalam pemeriksaan tersebut, Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui satuan pelayanan Kualanamu melakukan inspeksi ke Rumah Kemas PT. EBK.

"Inspeksi dilakukan di gudang pemilik guna menjamin kesehatan media pembawa sesuai dengan protokol yang ditetapkan," kata Kepala Karantina Sumut, N. Prayatno Ginting, Jumat (17/1/2025).

Ia menjelaskan bahwa kemasan buah manggis yang diekspor harus bersih, memenuhi standar keamanan pangan China, serta bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).

"Kemasan harus dilengkapi label informasi spesifik sesuai persyaratan protokol GACC (General Administration of Customs of the People’s Republic of China). Jika seluruh persyaratan terpenuhi, maka ekspor dapat dilaksanakan," ujar Ginting.

Ginting menjelaskan bahwa PT. EBK merupakan salah satu eksportir manggis yang aktif melakukan pengiriman ke luar negeri.

Ia menegaskan pentingnya memperhatikan kualitas manggis yang diekspor, seperti telah dibersihkan dengan air blasting, bebas dari serangga hidup, tidak busuk, serta bebas dari daun, akar, dan tanah.

"Phytosanitary Certificate akan diterbitkan jika seluruh persyaratan protokol telah dipenuhi," ujarnya.

Petugas Karantina Sumut saat melakukan pemeriksaan, Fepti, memastikan bahwa PT. EBK telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan sesuai protokol China.

"Sebanyak 7,3 ton manggis siap dikirim ke China setelah lolos pemeriksaan tersebut, dengan nilai ekspor Rp 539.137.896," jelasnya.

Selain pemenuhan persyaratan negara tujuan, inspeksi rumah kemas ini juga sejalan dengan isu strategis Barantin yang disampaikan Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean tentang Biosekuriti, Biosafety dan Biodefense.

"Dalam mendukung swasembada dan keamanan pangan nasional, penerapan keduanya memastikan bahwa produksi pangan tetap berkelanjutan, bebas dari ancaman biologis atau bioterorisme," ungkapnya.

"Serta memenuhi standar untuk konsumsi masyarakat. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas ekonomi, kesehatan masyarakat, dan ketahanan pangan dalam jangka panjang," katanya.

Kontributor : M. Aribowo

Load More