Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Senin, 17 Maret 2025 | 11:50 WIB
Banjir di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara. [ANTARA/HO-Dok Pusdalops Sumut]

SuaraSumut.id - Banjir dan tanah longsor menerjang Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut) pada Kamis 13 Maret 2025.

Bencana alam tersebut mengakibatkan sebanyak 495 rumah mengalami kerusakan.

Rinciannya 164 rumah mengalami rusak berat, 103 rumah rusak sedang, dan 228 rumah rusak ringan.

Banjir dan longsor juga mengakibatkan satu sekolah rusak sedang dan rusak ringan, satu rumah ibadah rusak sedang dan juga satu rusak ringan.

Adapun enam kecamatan dilanda bencana itu adalah Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan Selatan, Padangsidimpuan Batunadua, Padangsidimpuan Angkola Julu, Padangsidimpuan Tenggara, dan Hutaimbru.

Sedangkan kelurahan atau desa yang terdampak yakni Kelurahan Sadabuan, Kelurahan Tobat, dan Kelurahan Kantin di Kecamatan Padangsidimpuan Utara.

Lalu Kelurahan Ujung Padang, Kelurahan Aek Tampang, Kelurahan Losung, Kelurahan Sitamiang Baru di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, kemudian Gang OtoaYana, Gang Salak Permai, Gang Tanggal, Gang Libers-Kawasan Hapinis Kelurahan Batunadua Julu di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.

Selanjutnya, Desa Rimba Shoping, Desa Sima Tohir di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu, serta Desa Pulo Bauk dan Desa Huta Lombang di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.

Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan data tersebut merupakan data sementara yang masuk dari Pusdaslops PB Sumut.

BPBD setempat telah melakukan upaya penanganan yang melibatkan pemangku kebijakan terkait.

"Pihak terkait telah melakukan penilaian awal kejadian bencana di lokasi bencana, melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang terdampak banjir dan melakukan operasi SAR terhadap korban yang hilang," katanya melansir Antara, Senin (17/3/2025).

Pihak terkait juga melakukan pemenuhan kebutuhan dasar terhadap masyarakat terdampak bencana, melakukan perencanaan, penentuan rencana operasi, dan evaluasi penanganan darurat, serta mendirikan posko.

Pihaknya juga melakukan pendampingan sistem komando penanganan darurat bencana dan keposkoan dan menurunkan sumber daya manusia di lokasi bencana.

"Berdasarkan laporan, ketinggian air sudah menurun drastis di enam kecamatan dan masyarakat didukung oleh pemerintah daerah dan relawan melakukan pembersihan material akibat banjir," ungkapnya.

223 Rumah Terendam Banjir

Ilustraasi Banjir. [Dok Humas Bengkalis]

Sri Wahyuni mengatakan ada 223 rumah di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) yang terendan banjir.

Hal ini disebabkan meluapnya Sungai Batang Angkola pada Kamis 13 Maret 2025 malam.

Ada tiga kecamatan yang terlanda, yaitu Kecamatan Angkola Muaratais, Kecamatan Batang Angkola dan Kecamatan Sayur matingi.

Sedangkan desa yang terdampak yakni Desa Pargumbangan, Desa Sorimanaon, Desa Pangaribuan yang berada di Kecamatan Angkola Muaratais.

Lalu, Desa Siture, Desa Hurase, Desa Sigulang Losung di Kecamatan Batang Angkola dan Desa Bange, Desa Silaiya Desa Aek Libung ( Aek Sijorni) di Kecamatan Sayur Matinggi.

Akibat banjir tersebut, sekitar tiga unit rumah dan dua unit jembatan gantung mengalami rusak parah.

Kemudian, Jalan Nasional di Desa Aek Libung ( Aek Sijorni )terendam banjir sehingga akses tidak dapat dilalui atau lumpuh total.

BPBD bersama tim gabungan melakukan penanganan warga terdampak banjir di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. [Dokumen BPBD Kabupaten Tapanuli Selatan]

Ia mengatakan BPBD setempat juga mengevakuasi korban terdampak banjir dan mendirikan posko pengungsi dan posko yang lainnya yang melibatkan pihak terkait.

"Berdasarkan laporan, jumlah pengungsi sebanyak 19 kepala keluarga yang terdiri dari 76 jiwa. Untuk korban jiwa maupun luka--luka nihil," jelasnya.

Berdasarkan laporan Pusdalops PB Sumut banjir di tiga kecamatan sudah mulai surut dan tengah dalam proses penanganan.

Load More