Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Senin, 17 Maret 2025 | 17:41 WIB
Founder JHL Group, Jerry Hermawan Lo Kunjungi Pabrik Pembangkit Listrik Energi Hijau di Karimun. [dok Istimewa]

SuaraSumut.id - Founder JHL Group, Jerry Hermawan Lo mengunjungi PT KPP di Jalan Parit Rampak, Kelurahan Parit Benut, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri). Ini merupakan perusahaan penyuplai listrik tenaga surya dan biomassa.

Pengusaha yang kini fokus di industri pertanian dan energi terbarukan itu merupakan penasehat PT KPP yang kini sedang membangun 5 Megawatt (MW) dari tenaga surya dan 1 Megawatt dari biomassa. Biomassa ini bahan bakunya dari bakar-bakar sampah dan lain-lainnya.

Jerry menyambut baik pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Karimun Power Plant yang dilakukan secara bertahap.

Menurutnya, pembangunan PLTS ini merupakan bentuk kontribusi PT KKP terhadap kelestarian lingkungan serta bentuk pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) untuk mengurangi emisi karbon.

"Semoga di tahun depan PT KPP sudah bisa memproduksi 20 MW," kata Jerry dalam keterangannya.

Jerry menyambut baik bahwa pembangkit listrik energi baru dan terbarukan atau energi hijau milik PT KPP memiliki target kapasitas hingga 40 Megawatt yang memanfaatkan kombinasi sumber daya tenaga surya dan biomassa.

Proyek ini 100 persen bebas emisi, dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Founder JHL Group, Jerry Hermawan Lo Kunjungi Pabrik Pembangkit Listrik Energi Hijau di Karimun. [dok Istimewa]

"Jika hasil tes di tahap pertama ini berhasil, selanjutnya akan dibangun 40 Megawatt adalah energi hijau dari matahari maupun dari biomassa," ucapnya.

Pengusaha otomotif dan pencinta offroad ini pun menyakini, investor mancanegara akan datang ke Kepulauan Riau untuk menanamkan modal atau investasi dengan hadirnya pasokan listrik tenaga surya dan biomassa yang dihadirkan PT Karimun Power Plant.

Terlebih lagi, Indonesia memiliki tenaga kerja yang membludak. Maka investor akan tertarik berinvestasi di tanah air khususnya Kabupaten Karimun.

"Investor otomatis akan masuk ke sini (Karimun). Singapura mereka perlu pabrik, sedangkan di sana (Singapura) sendiri enggak ada tanah, kedua nggak ada tenaga kerja," ungkapnya.

"Jadi mereka perlu bangun di sini (Karimun). Tapi di sini terkendalanya kekurangan listrik. Jadi setelah ada listrik, otomatis investor akan datang dan bangun pabrik," sambungnya.

Jerry kembali menyakini, PLTS PT KPP bakal menjadi percontohan perusahaan listrik di Indonesia yang ramah lingkungan.

Sebabnya, kata Jerry, industri kelistrikan biasanya menggunakan bahan bakar solar batubara dan juga dari fosil.

"Ini akan menjadi proyek percontohan di seluruh Indonesia, hanya satu pulau ini, akan dibikin green energy. Tanpa solar, tanpa batubara, tanpa membakar bahan-bahan fosil," tuturnya.

Sejauh ini, Jerry mendapat laporan bahwa sudah ada enam pabrik di Karimun yang tertarik menggunakan listrik dari PT KPP.

CEO Karimun Plant Power Arthur Pelupessy, menegaskan, bahwa proyek ini memiliki peran penting dalam mendukung target bauran energi nasional dan berkontribusi terhadap keberlanjutan kawasan industri di Karimun.

KPP membangun PLTS dengan kapasitas 40 Megawatt. Panel PLTS tersebut dibangun di atas lahan seluas sekitar 18 hektare (Ha) di Parit Rampak, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun.

Proyek ini akan diselesaikan secara bertahap. Dengan kapasitas mencapai 40 Megawatt, PT KPP bisa melayani pusat-pusat industri di Kawasan Perdagangan Bebas Karimun yang telah memiliki Hak Izin Wilayah Usaha Penyedia Tenaga Listrik dari Kementerian ESDM sejak 2014.

Kehadiran proyek ini diharapkan mendukung kawasan industri berkelanjutan, menjadikan Karimun model kawasan industri yang ramah lingkungan.

PT KPP bertujuan untuk memenuhi ketersediaan listrik di Wilayah Zona II, di kawasan industri (Free Trade Zone) Kabupaten Karimun.

PT KPP merupakan perusahaan pembangkit energi baru dan terbarukan yang pertama di Karimun.

Load More