Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 30 Maret 2025 | 00:34 WIB
Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan memaparkan kasus penganiayaan yang menyebabkan balita 3 tahun tewas. [Ist]

SuaraSumut.id - Kabar duka muncul di penghujung Ramadan 2025. Seorang balita berinisial AYP berusia 3 tahun di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), tewas usai diduga dianiaya oleh pria berinisial ZI (37).

Pelaku yang merupakan warga Jalan Japaris Medan ini diketahui merupakan kekasih sang ibu. 

Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan kasus tersebut dilaporkan tante korban ke Polrestabes Medan pada 27 Maret 2025.

"Tante korban melaporkan bahwa korban meninggal dunia dengan kondisi tak wajar," kata Gidion kepada wartawan, Sabtu (29/3/2025).

Pihak kepolisian kemudian melakukan penyelidikan. Petugas lalu melakukan ekshumasi makam korban pada Jumat 28 Maret 2025 dan mengautopsinya. Hasil ekshumasi terungkap bahwa ada tanda-tanda kekerasan yang menyebabkan AYP meninggal.

"Hasil ekshumasi, korban mengalami luka memar di sekujur tubuhnya, mulai dari dahi, kelopak mata, bibir, lengan, jari kaki, punggung, paha, hingga dada," ujarnya.

"Empedu pecah hingga kemerahan di tenggorokan bisa disebabkan kekerasan. Gigi depan belakang copot," sambung Gidion.

Dari hasil ekshumasi tersebut, petugas menyimpulkan bahwa korban meninggal dunia karena diduga dianiaya. Selain itu, pelaku diduga melakukan kekerasan fatal kepada AYP.

"Pelaku melakukan penganiayaan dengan cara menaruh handuk ke leher korban sambil menariknya dan melayangkan tubuh korban," ungkapnya.

Peristiwa penganiayaan tersebut diketahui pada Selasa 25 Maret 2025 sekira pukul 18.20 WIB.

Sebelum tewas, kata Gidion, korban yang tinggal bersama ibunya di Jalan Sekip, Kecamatan Medan Petisah, diajak pelaku menginap di rumahnya. ZI beralasan bahwa anak-anak pelaku di rumah sedang libur sekolah.

Selama di rumah pelaku, korban sering buang air kecil dan buang air besar di celana. Hal ini diduga membuat pelaku kesal dan menganiaya hingga AYP sakit.

"Setelah dipulangkan ke ibu korban, kondisi balita itu lalu meninggal dunia," jelasnya.

Gidion mengatakan bahwa pengungkapan kasus ini menggunakan scientific investigation.

"Langkah pertama yang kita lakukan sudah sangat tepat. Kasat Reskrim menyakinkan ada kekerasan penyebab kematian, lalu ditindaklanjuti dengan penyidikan dan menangkap pelaku.
Kasus ini sangat miris karena bukan orang yang jauh antara korban dengan pelaku," cetusnya.

Terhadap ZI sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polrestabes Medan.

ZI dipersangkakan dengan Pasal 80 Ayat (3) Jo 76 C UU RI No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

Ancaman hukuman penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 15 juta," katanya.

Menjaga emosi terhadap anak-anak memang bisa menjadi tantangan, terutama saat mereka sedang rewel, sulit diatur atau kita sendiri sedang stres. Berikut beberapa tips yang bisa membantu:

- Tarik Napas Dalam: Saat merasa emosi mulai naik, coba tarik napas dalam-dalam beberapa kali. Ini membantu menenangkan pikiran dan memberi jeda sebelum bereaksi.

- Pahami Perspektif Anak: Ingat bahwa anak-anak masih belajar mengelola emosi mereka. Coba lihat situasi dari sudut pandang mereka mungkin mereka sedang lelah, lapar, atau butuh perhatian.

- Beri Jeda untuk Diri Sendiri: Jika memungkinkan, ambil waktu sejenak untuk menjauh dari situasi. Misalnya, ke ruangan lain selama beberapa menit untuk meredakan ketegangan.

- Gunakan Bahasa Positif: Alih-alih marah atau membentak, coba sampaikan apa yang kamu inginkan dengan kalimat yang tenang dan jelas.

- Kenali Pemicu Emosi: Perhatikan apa yang biasanya membuatmu kesal. Jika sudah tahu polanya, kamu bisa lebih siap menghadapinya dengan tenang.

- Jaga Diri Sendiri: Emosi sering lebih sulit dikendalikan kalau kita kurang istirahat atau terlalu stres. Luangkan waktu untuk tidur cukup, makan sehat, atau lakukan aktivitas yang kamu nikmati.

- Fokus pada Solusi: Daripada terpaku pada masalah (misalnya anak berantakan), pikirkan langkah praktis untuk menyelesaikannya bersama mereka.

Kontributor : M. Aribowo

Load More