SuaraSumut.id - Seorang pria berlagak preman yang mengamuk dan menganiaya penjaga konter HP di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), ditangkap. Video aksi penganiayaan yang dilakukan pria tersebut beredar di media sosial (medsos).
"Terhadap pelaku sudah diamankan," kata Kapolsek Medan Area AKP Dwi Himawan Chandra ketika dikonfirmasi SuaraSumut.id, Rabu (16/4/2025).
Dwi Hilman mengatakan pelaku bernama Adelan Perdana alias Delan (37) ditangkap di sekitar Jalan Denai Medan, pada Selasa 15 April 2025 sore kemarin.
Setelah ditangkap, kata Dwi Hilman, pelaku yang merupakan warga Tegal Sari Mandala III, ini dibawa ke Polsek Medan Area dan ditahan guna menjalani pemeriksaan.
"Terhadap pelaku sudah ditahan guna proses hukum lebih lanjut," kata AKP Dwi Himawan.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Medan Area Iptu Dian Pranata Simangunsong mengatakan dari pemeriksaan pelaku mengaku nekat menganiaya korban karena kesal top up DANA tak kunjung masuk.
"Pengakuan pelaku top up Rp 100 ribu tapi gak masuk, sedangkan menurut korban sudah diisinya. Pelaku yang kesal lalu menganiaya korban," ucap Dian.
Diberitakan sebelumnya, video yang memperlihatkan seorang pria diduga preman mengamuk dan menganiaya penjaga konter ponsel di Kota Medan, viral di media sosial (medsos).
Dilihat dari video yang beredar, pria tersebut tampak mendatangi konter ponsel yang dijaga oleh korban. Di sana, preman tersebut memaksa penjaga konter ponsel mengirim top up DANA secara gratis ke nomor yang telah ditentukannya.
Untuk melancarkan aksinya tersebut, preman tegap berkaos singlet hijau itu juga membawa kayu panjang dan dipukulkan ke korban hingga berulang kali.
Tak sampai di situ, pria paruh baya itu juga sempat melemparkan kursi plastik yang berada di depan konter ponsel ke korban yang mengenakan kaos salah satu tim sepak bola eropa.
Dalam keterangan video yang diunggah disebutkan bahwa aksi preman itu terjadi Jalan Tuba II, Kecamatan Medan Denai, pada Minggu 13 April 2025.
"Kau kirim ke dana cepat. Kau kirim nggak, kau kirim nggak," ujar pelaku dengan wajah bengisnya.
Sementara itu, korban terus merengek dan menangis sambil menolak permintaan pelaku yang semakin beringas. Korban tidak berani menuruti kemauan pelaku karena hanya sebagai pekerja di konter ponsel tersebut.
Aksi premanisme di Medan memang menjadi isu yang meresahkan masyarakat, dengan berbagai kasus seperti pungutan liar (pungli), pemerasan, hingga kekerasan fisik yang kerap viral di media sosial.
Berita Terkait
-
Peradilan Militer Dinilai Tidak Adil, Keluarga Korban Kekerasan Anggota TNI Gugat UU ke MK
-
Nonton di Bioskop Hemat Akhir Tahun! TIX ID dan DANA Beri Potongan Langsung Rp20 Ribu, Cek Caranya
-
Dana Kampanye Jadi Celah Korupsi, Pakar Sebut Pilkada Tak Langsung Tak Efektif
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Kecemasan Kolektif Perempuan dan Beban Keamanan yang Tak Diakui
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
4 Lipstik Terbaik untuk Bibir Kering, Tetap Lembap dan Nyaman Dipakai
-
Trik Mengunci Lipstik agar Lebih Tahan Lama yang Jarang Diketahui
-
5 Skincare Terbaik untuk Lansia Usia 60 Tahun ke Atas, Tetap Sehat dan Nyaman di Usia Senja
-
JPU Tuntut Pidana Mati Dua Kurir 89,6 Kg Sabu di Medan
-
Pertamina Bersihkan Puskesmas Rantau di Aceh untuk Pulihkan Layanan Kesehatan Masyarakat