SuaraSumut.id - Polres Labuhanbatu Selatan (Labusel) menangkap seorang pria berinisial AAS (35) karena mencabuli tiga anak di bawah umur hingga satu di antaranya hamil. Pelaku AAS tersebut melancarkan aksinya dengan mengiming-ngimingi bakal menikahi korban.
"Korbannya remaja perempuan di bawah umur. Modusnya berjanji akan menikahi setiap korbannya," kata Kasat Reskrim polres Labusel AKP Endang R Ginting, Sabtu (26/4/2025).
Endang mengatakan ketiga korbannya adalah B (19), Q (17), dan T (16). Perbuatan itu terungkap setelah warga menggerebek rumah pelaku di Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, pada Senin 21 April 2025 sekirat pukul 03.00 WIB.
Saat itu korban B ditemukan hanya berdua dengan pelaku di dalam kamar. Sedangkan istri pelaku tidak berada di rumah.
Warga kemudian membawa keduanya ke Mapolres Labuhanbatu untuk diminta keterangan. Kepada polisi korban mengaku telah disetubuhi pelaku berkali-kali sejak 14 Juni 2023.
Persetubuhan pertama kali dilakukan di Kecamatan Silangkitang. Ironisnya, salah seorang korban sampai hamil atas perbuatan pelaku.
"Saat persetubuhan pertama kali korban berusia 17 tahun. Saat ini korban dalam kondisi hamil. Dari hasil tes, usia kandungan korban 12 Minggu," ujarnya.
Peristiwa tersebut telah dilaporkan ke Polres Labusel. Petugas pun menyelidiki kasus ini.
"Sesuai keterangan saksi dan pelaku, ada tiga korban yang dicabulinya," ungkapnya.
Saat ini pelaku AAS telah ditahan di Polres Labusel untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pelaku dijerat dengan Pasal 81 ayat (2) dan atau Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia tentang tindak pidana kekerasan seksual.
"Ancaman hukuman penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun, denda paling banyak Rp 5 miliar, atau pidana penjara paling lama 12 tahun serta denda paling banyak Rp 300 juta rupiah," katanya.
Polres Labusel mengingatkan kepada para orang tua untuk selalu menjaga dan memperhatikan anaknya agar tidak menjadi korban salah pergaulan.
"Tetaplah menjadi keluarga yang saling mengingatkan dan menjaga demi mewujudkan keluarga yang bahagia," katanya.
Kasus pencabulan di Sumatera Utara (Sumut) memang menunjukkan tren yang mengkhawatirkan.
Pemerintah daerah dan kepolisian perlu meningkatkan pencegahan melalui edukasi tentang kekerasan seksual di sekolah dan komunitas.
Mencegah predator seks yang menyasar anak di bawah umur memerlukan kombinasi edukasi, pengawasan, dan langkah proaktif dari orang tua, sekolah, serta komunitas. Berikut adalah tips praktis dan efektif:
1. Edukasi Anak tentang Keamanan Pribadi
Ajarkan anak tentang batasan tubuh (body boundaries) dengan bahasa sederhana, misalnya, bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh orang lain.
Gunakan konsep "sentuhan baik" dan "sentuhan buruk" serta dorong anak untuk berkata "tidak" jika merasa tidak nyaman.
Ajarkan anak untuk melapor kepada orang tua atau orang dewasa terpercaya jika ada perilaku mencurigakan, tanpa takut dimarahi.
2. Bangun Komunikasi Terbuka
Ciptakan lingkungan di mana anak merasa aman berbicara tentang apa pun, termasuk pengalaman yang tidak nyaman.
Dengarkan tanpa menghakimi agar anak tidak ragu berbagi cerita. Tanyakan kegiatan harian mereka secara rutin untuk mendeteksi perubahan perilaku atau tanda-tanda masalah.
3. Awasi Interaksi Anak
Ketahui dengan siapa anak berinteraksi, baik di dunia nyata maupun online. Periksa lingkaran pertemanan, guru, pelatih, atau kerabat yang sering bersama anak.
Batasi waktu anak dengan orang dewasa yang tidak dikenal tanpa pengawasan, bahkan jika mereka tampak tepercaya.
Gunakan pengaturan privasi di media sosial dan aplikasi anak untuk mencegah kontak dengan orang asing.
4. Kenali Tanda Bahaya Predator
Waspadai orang dewasa yang terlalu sering memberikan perhatian khusus, hadiah, atau waktu berduaan dengan anak (grooming).
Perhatikan jika seseorang berusaha membangun hubungan rahasia dengan anak, seperti meminta anak menyimpan rahasia dari orang tua.
Predator sering menggunakan posisi kepercayaan (guru, pelatih, kerabat) untuk mendekati anak.
5. Pantau Aktivitas Online
Ajarkan anak tentang bahaya berbagi informasi pribadi atau foto di internet.
Gunakan perangkat lunak pengawasan (parental control) untuk memantau aktivitas online anak. Waspadai aplikasi atau game yang memungkinkan interaksi dengan orang asing.
6. Libatkan Komunitas dan Sekolah
Dorong sekolah untuk mengadakan program edukasi tentang pencegahan kekerasan seksual bagi siswa dan guru.
Bentuk jaringan komunitas untuk saling mengawasi lingkungan, misalnya, melalui pos ronda atau grup warga. Pastikan lembaga pendidikan memiliki kebijakan ketat terkait interaksi guru-murid dan pelaporan kasus.
7. Kenali Tanda-Tanda pada Anak:
Perhatikan perubahan perilaku, seperti anak menjadi pendiam, takut, atau menunjukkan ketakutan terhadap orang tertentu.
Waspadai tanda fisik, seperti luka atau ketidaknyamanan di area pribadi, atau tanda emosional seperti kecemasan berlebih.
Jika ada indikasi pelecehan, laporkan ke polisi atau unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) setempat.
Di Indonesia, Anda juga bisa menghubungi lembaga seperti Komnas Perlindungan Anak atau hotline SAPA 129 untuk bantuan. Jangan menunda pelaporan karena predator sering berulang jika tidak dihentikan.
Kontributor : M. Aribowo
Berita Terkait
-
Hati Ivan Gunawan Tergerak, Salurkan Rp150 Juta untuk Korban Banjir Sumatera Lewat Mandjha Hijab
-
Krisis BBM Meluas di Tapanuli Akibat Bencana Banjir Sumatera
-
Pesta DJ Seksi di Riau saat Sumut Banjir Bandang, Netizen Geram: Di Mana Hati Nurani?
-
Geger Ferry Irwandi Galang Donasi Banjir Tembus Rp10 Miliar dalam 24 Jam
-
Seberapa Kaya Timothy Ronald? Bangun Tidur Langsung Donasi Rp100 Juta untuk Korban Bencana
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Gubernur Aceh: Bupati Cengeng Hadapi Bencana Lebih Baik Mundur!
-
Benarkah 250 Warga Kampung Dalam Meninggal Akibat Banjir Aceh Tamiang?
-
Benarkah Aparat Menjual Beras Bantuan Bencana di Aceh Tengah?
-
Tim SAR Gabungan Temukan 1 Korban Banjir Lagi di Tapsel
-
Daftar Sneakers Lokal Indonesia untuk Gaya Harian dan Olahraga