- Program MBG meningkatkan permintaan tempe di Banda Aceh dan Aceh Besar.
- Produksi tempe Zikra naik dari 500–700 kilogram menjadi satu ton per hari.
- Pengrajin tempe menghadapi kenaikan harga kedelai hingga Rp9.900 per kilogram.
SuaraSumut.id - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar membawa dampak signifikan pada sektor pengolahan kedelai, khususnya bagi para pengrajin tempe.
Salah satu pelaku usaha, Zikra, menyampaikan bahwa permintaan tempe meningkat setelah adanya program tersebut.
"Kini ada peningkatan permintaan tempe setelah ada program MBG. Walau kebutuhan tempe untuk program MBG tidak setiap hari," katanya, melansir Antara, Rabu 19 November 2025.
Menurut penuturan Zikra, sebelum adanya program MBG, produksi tempe di usahanya berkisar 500–700 kilogram kedelai per hari. Namun sejak program MBG berjalan, produksi mencapai satu ton.
Kebutuhan satu dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) membutuhkan hingga 550 batang tempe untuk satu hari. Sedangkan usaha tempenya melayani lima dapur MBG.
"Pemenuhan tempe untuk program MBG tidak rutin setiap hari. Setiap dapur MBG menyampaikan kebutuhannya. Setiap kebutuhan tempe selalu dapat kami penuhi," ujar Zikra.
Menurutnya yang jadi persoalan di kalangan pengrajin tempe yakni harga kedelai yang kini terus meningkatkan. Harga kedelai sebelum Rp 9.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp 9.900 per kilogram.
"Harga kedelai terus meningkat karena permintaan meningkat. Apalagi program MBG ada di seluruh daerah, tidak hanya di Aceh. Kebutuhan kedelai untuk Aceh dipasok dari Sumatera Utara," jelasnya.
Kendati harga kedelai terus bergerak naik, Zikra mengatakan usahanya tempe yang diproduksinya tetap terus beroperasi. Dan tempe yang dijual juga tidak mengalami perubahan ukuran serta harga.
"Harga tempe yang kami jual kepada pedagang tidak mengalami kenaikan yakni Rp1.100 per batang ukuran kecil. Begitu ukuran, tidak kami kurangi, walau harga kedelai terus merangkak naik," kata Zikra.
Berita Terkait
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Sikapi Pengibaran Bendera GAM di Aceh, Legislator DPR: Tekankan Pendekatan Sosial dan Kemanusiaan
-
Prihatin Kericuhan di Aceh Warga Vs Aparat, Wakil Ketua Komisi I DPR Minta Semua Pihak Menahan Diri
-
Air Lumpur pun Diminum, Toilet Terakhir di Gampong Kubu Usai Banjir Aceh
-
PNM Kembali Turun Langsung ke Aceh Tamiang, Salurkan Bantuan & Perkuat Proses Bangkit Pasca Bencana
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Dukung Pemulihan Ekonomi, Bank Mandiri Ringankan Kredit Nasabah Korban Bencana Sumatera
-
Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor Sumut Diperpanjang untuk Kedua Kalinya
-
Wajib Tahu! Ini 10 Makanan Alami Penurun Darah Tinggi
-
Jangan Abaikan Ban Motor, Ini Alasan Wajib Ganti Ban Sebelum Liburan Jauh
-
Motor Kehabisan Oli? Ini Estimasi Biaya Perbaikannya