- Asrama Pesantren Najmul Hidayah di Bireuen ambruk ke sungai akibat longsor.
- Insiden ini terjadi karena pengaman tebing sungai dari batu gajah yang dibangun tahun 2016 tidak sesuai konstruksi.
- Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian materi ditaksir mencapai Rp6 miliar lebih dan santri butuh bantuan darurat.
SuaraSumut.id - Bencana alam melanda Kabupaten Bireuen, Aceh. Gedung asrama Dayah (pesantren) Najmul Hidayah Al Aziziyah di Meunasah Subung, Cot Meurak Blang, ambruk ke sungai akibat longsor. Beruntung dalam insiden yang terjadi tidak ada korban jiwa.
Demikian dikatakan olehPembina Dayah Najmul Hidayah Al Aziziyah, Tgk Adli Abdullah, melansir Antara, Kamis 27 November 2025.
"Alhamdulillah tidak ada korban, karena santri sudah diungsikan dari semalam ke masjid pasantren, Allah maha kuasa," katanya.
Video ambruknya asrama di dayah beredar di media sosial. Kejadian itu berbarengan dengan kondisi cuaca di sejumlah daerah di Aceh yang diguyur hujan deras sejak sepekan terakhir, dan sembilan kabupaten telah mengalami banjir hingga longsor akibat meluapnya air sungai dan derasnya debit air.
Kondisi cuaca ekstrem memang berkaitan dengan ambruknya asrama itu. Lokasi bangunan asrama memang berada di tepi sungai. Kemudian, karena arus yang deras, pengaman tebing sungai hancur hingga berujung ambruknya gedung.
"Longsor disebabkan batu gajah yang dipasang (pengaman tebing sungai) tidak sesuai," ujarnya.
Tebing sungai di sana yang dibangun menggunakan batu gajah itu dipastikan tidak sesuai dan masalah itu sudah pernah diproses hukum.
"Tembok pengaman sungai dibangun tahun 2016, dan pernah bermasalah jebol karena banjir bandang yang melanda sungai Krueng Batee Iliek," katanya.
Dirinya memperkirakan, kerugian materi akibat robohnya bangunan asrama pesantren tersebut mencapai Rp 6 miliar lebih.
Para santri saat ini sudah mengungsi ke masjid dayah setempat, mereka sudah dievakuasi sebelum bangunan runtuh. Kini, mereka kehilangan tempat tinggal, pakaian dan peralatan lainnya.
Adli menegaskan, untuk pesantren sendiri saat ini membutuhkan penanganan darurat dari pemerintah, khususnya dapur umum dan pakaian untuk digunakan santri.
"Kita butuh dapur darurat dan pakaian pengganti bagi santri yang menghuni asrama ini mencapai 329 orang," kata Adli Abdullah.
Berita Terkait
-
BLTS Rp 900 Ribu di Aceh Tamiang Disalurkan Manual, Kantor Pos Masih Rusak Pascabencana
-
Penanganan 7 Ruas Jalan Nasional Terdampak Pasca Bencana di Aceh Tamiang Berangsur Pulih
-
Ribuan Liter Air Bersih Terus Didistribusikan untuk Warga Terdampak Banjir Aceh Tamiang
-
Viral Video Dini Hari, Aktivitas Truk 'Bawa' Kayu Lalu Lalang di Jalur MedanBanda Aceh
-
Kritik Penanganan Bencana dan Ancaman bagi Mereka yang Mengingatkan
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Program Pemberdayaan PNM Perluas Dampak Sosial Sepanjang 2025
-
Rektor Unimal Puji Langkah Taktis Dasco Orkestrasi Bantuan untuk Aceh: Cegah Kemiskinan
-
Mulai 2026, Registrasi Kartu SIM Wajib Rekam Wajah, Warga Medan Soroti Teknis dan Keamanan Data
-
1.225 Orang di Sumut Tewas karena Kecelakaan Sepanjang 2025
-
5.737 Personel Gabungan Amankan Malam Tahun Baru di Sumut