Suhardiman
Selasa, 09 Desember 2025 | 11:40 WIB
Ilustrasi jenazah. [Shutterstock]
Baca 10 detik
  • Tim SAR gabungan menemukan dua jenazah masih berkafan di area terdampak banjir bandang Sungai Garoga pada 9 Desember 2025.
  • Jenazah pertama ditemukan 29 November di kebun sawit Janji Maria; jenazah kedua ditemukan 7 Desember di tengah persawahan.
  • Relawan telah beroperasi sejak 24 November 2025 mengevakuasi puluhan korban dari lokasi yang sulit dijangkau lumpur tebal.

"Sampai di perkebunan sawit, mayat baru bisa dipindahkan ke perahu karet, lalu ke ambulance," kenangnya.

Saat itu, jumlah tim SAR yang turun masih terbatas. Hanya Basarnas dan FAJI Tapsel yang bisa bergerak cepat, sementara tiga jenazah harus dievakuasi pada hari yang sama.

"Selesai jam sembilan malam, Bang. Kami kerja dalam gelap, senter hampir habis, lumpur makin berat," ungkap Decky.

Di Tengah Bencana, Ada Hening yang Menggetarkan

Meski sudah menangani banyak jenazah selama operasi, Decky mengaku menemukan jenazah yang masih dalam kain kafan membawa perasaan berbeda. Ada sunyi yang menggantung di tengah hiruk pikuk bencana.

Bagi tim SAR, setiap temuan bukan sekadar angka dalam laporan harian. Itu adalah keluarga yang menunggu kepastian, duka yang belum selesai, dan kehormatan terakhir yang masih harus dijaga meski bencana datang semena-mena.

Evakuasi masih berlanjut hingga kini. Sungai Garoga belum sepenuhnya bersih dari material banjir bandang, dan potensi longsor susulan masih mengintai. Namun bagi relawan seperti Decky, berhenti bukan pilihan.

"Selama masih ada korban yang belum ditemukan, kami tetap turun," katanya.

Load More