- Banjir akhir November 2025 merusak total 5.606 hektare lahan perkebunan di Kabupaten Aceh Timur.
- Sebanyak 4.510 hektare dari total kerusakan merupakan lahan peremajaan sawit rakyat di berbagai kecamatan terdampak.
- Dampak jangka panjang banjir ini meliputi penurunan produktivitas petani serta rencana pemulihan dari pemerintah daerah.
SuaraSumut.id - Sekitar 5.606 hektare lahan perkebunan di Kabupaten Aceh Timur rusak akibat banjir yang melanda pada akhir November 2025.
Kadis Perkebunan dan Peternakan Aceh Timur Murdhani mengatakan tingkat kerusakan dari sedang hingga berat. Sebagian besar merupakan lahan peremajaan sawit rakyat yang tersebar di berbagai kecamatan.
"Berdasarkan pendataan sementara, lahan peremajaan sawit rakyat mendominasi wilayah terdampak banjir. Total luasan yang mengalami kerusakan cukup besar mencapai 4.510 hektare," katanya, melansir Antara, Selasa 23 Desember 2025.
Ia mengatakan bahwa banjir menyebabkan genangan cukup lama, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman dan merusak struktur tanah perkebunan.
Di Kecamatan Birem Bayeun, terdapat sekitar 250 hektare lahan peremajaan sawit rakyat yang mengalami rusak sedang. Sementara di Kecamatan Rantau Selamat, kerusakan mencapai 200 hektare.
Kerusakan perkebunan di Kecamatan Ranto Peureulak dan Banda Alam masing-masing mencapai 550 hektare. Di Kecamatan Peureulak mengalami kerusakan lahan sawit seluas 450 hektare
Selanjutnya, Peureulak Timur seluas 150 hektare, Idi Tunong sekitar 375 hektare, dan Julok mencapai 160 hektare, serta di Kecamatan Indra Makmu mencapai 750 hektare.
Di Pante Bidari tercatat perkebunan rusak mencapai 555 hektare dan Kecamatan Peunaron seluas 890 hektare lahan sawit rakyat yang rusak akibat banjir.
Tak hanya sawit, banjir juga berdampak pada perkebunan kakao seperti di Kecamatan Pante Bidari seluas 90 hektare. Sedangkan di Kecamatan Peunaron ada 50 hektare lahan kakao rusak berat. Sementara di Kecamatan Indra Makmu, lahan kakao rusak sedang seluas 40 hektare.
"Kerusakan lahan perkebunan ini berpotensi menurunkan produktivitas petani dalam jangka menengah hingga panjang. Selain kerusakan fisik tanaman, banjir juga menyebabkan erosi tanah, rusaknya saluran kebun, serta hilangnya unsur hara yang dibutuhkan tanaman," katanya.
Kondisi itu tentu berdampak pada pendapatan petani. Oleh karena itu, pemerintah daerah akan mendata lanjutan dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyusun langkah pemulihan, termasuk kemungkinan bantuan benih, perbaikan lahan, serta pendampingan teknis bagi petani.
Berita Terkait
-
Pernyataannya Soal Bencana Aceh Viral, Dewi Perssik Spill Akun yang Diduga Edit Videonya
-
Tembus Jalur Udara, Bantuan 3 Ton Sudah Tiba di Takengon
-
Beras Seharga Nyawa, Warga Pedalaman Aceh Jalan Kaki Sehari Semalam untuk Makan
-
Dari Aceh Tamiang, Mendagri Bertolak ke Aceh Timur Serahkan Bantuan
-
Mendagri Minta Penanganan Bencana di Aceh Tamiang Jadi Perhatian Khusus
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Lagi, Pertamina Salurkan 6.720 Tabung LPG 3 Kg ke Aceh Tengah Pascabencana
-
Hashim Djojohadikusumo: Prabowo Tak Punya Lahan Sawit Satu Hektare Pun di Indonesia
-
Perayaan Natal Gereja-gereja Asal Sumut di Jakarta, Isu Lingkungan Jadi Sorotan
-
Ribuan Hektare Lahan Perkebunan di Aceh Timur Rusak Akibat Banjir
-
Pria di Langkat Bunuh Adik Ipar Pakai Kapak