Ribuan Anak di Kuansing Alami Gagal Pertumbuhan, Diduga Gizi Buruk

Guna mencegah adanya penambahan kasus, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan telah membuat program dan melakukan berbagai kegiatan baik di posyandu maupun kegiatan langsung kepada masyarakat.

M Nurhadi
Kamis, 30 Juli 2020 | 19:39 WIB
Ribuan Anak di Kuansing Alami Gagal Pertumbuhan, Diduga Gizi Buruk
Ilustrasi anak-anak (Unsplash/Larm)

SuaraSumut.id - Merujuk pada data Dinas Kesehatan Kabupaten Kuansing, dalam kurun waktu lima tahun sejak 2016 hingga Februari 2020 sebanyak 4.974 balita di Kuansing mengalami gagal pertumbuhan (Stunting). 

"Itu rekapan terakhir dari 2016 sampai bulan Februari 2020 data stunting 4.974 orang," ujar Kepala Bidang Kesehatan Mayarakat Dinas Kesehatan Kuansing, Aswandi, Rabu (29/7/2020). 

Ia juga mengungkapkan, daerah tersebut terus mengalami penambahan kasus gagal pertumbuhan tiap bulannya. Meski demikian, menurutnya, data tersebut baru masuk dalam penghitungan per bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya.

"Data yang masuk digabung setiap tahun, itu data sampai bulan Februari 2020 dihitung dari lima tahun sebelumnya," katanya, melansir Riau Online (jaringan Suara.com). 

Baca Juga:Mahasiswanya Viral Jadi Pelaku Fetish, Begini Tanggapan Unair

Guna mencegah adanya penambahan kasus, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan telah membuat program dan melakukan berbagai kegiatan baik di posyandu maupun kegiatan langsung kepada masyarakat termasuk program pemberian vitamin A dan program tambahan lainnya.  Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan rutin terhadap ibu hamil dari awal kehamilan sampai melahirkan mulai di posyandu, poskesdes hingga tingkat puskesmas.

"Jadi stunting ini munculnya dari awal kehamilan, maka kita lakukan pemeriksaan kehamilan dari 0 bulan sampai akan melahirkan," ujarnya

Kasus stunting ini bisa ditekan, sambung Aswandi, caranya yakni dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terutama bumil untuk memeriksakan diri mulai dari awal kehamilan hingga melahirkan sehingga bisa terbebas dari stunting. 

"Mulai dari awal kehamilan harus sudah terperiksa atau terpantau secara teratur, itu salah satu upaya pencegahan kita lakukan,"katanya. 

"Jadi persoalan, katanya, mungkin masih ada bumil yang tidak memeriksakan diri dari 0 kehamilan sampai melahirkan. Ini jadi perhatian kita, dan harus ada kesadaran masyarakat ikut bersama-sama melakukan pencegahan," pungkas Aswandi.

Baca Juga:Satu Warga Positif COVID-19, Padang Pariaman Liburkan Sekolah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini