Injak Poster Macron, Emak-emak di Medan Serukan Boikot Produk Prancis

Mereka juga menyerukan masyarakat untuk memboikot produk-produk dari Prancis.

Suhardiman
Jum'at, 30 Oktober 2020 | 17:13 WIB
Injak Poster Macron, Emak-emak di Medan Serukan Boikot Produk Prancis
Emak-emak di Medan merusak tas sandang sebagai simbolisasi boikot produk Prancis. [Foto: Istimewa]

SuaraSumut.id - Belasan orang didominasi emak-emak menggelar unjuk rasai di dua lokasi di Medan. Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Unjuk rasa berlangsung di depan Masjid Al-Jihad, Jalan Abdullah Lubis dan Masjid Al-Yasamin, Jalan Iskandar Muda, Medan, Jumat (30/10/2020).

Dalam aksinya, pengunjuk rasa menginjak dan melindas poster bergambar Macron. Selain itu, emak-emak merusak tas sandang yang disimbolkan sebagai salah satu produk Prancis.

Tidak hanya itu, sejumlah orang juga melompat-lompat di atas poster seraya mengecam Presiden Macron.

Mereka juga menyerukan masyarakat untuk memboikot produk-produk dari Prancis.

"Kami rela mati demi Rasulullah," kata pengunjuk rasa dilansir dari KabarMedan.com - jaringan Suara.com.

Pengunjuk rasa menginjak poster bergambar wajah Presiden Prancis, Emmanuel Macron saat aksi di Medan. [Foto: Istimewa]
Pengunjuk rasa menginjak poster bergambar wajah Presiden Prancis, Emmanuel Macron saat aksi di Medan. [Foto: Istimewa]

Seorang pengunjuk rasa bernama Bunda Roni mengaku, mereka tidak rela Rasulullah dihina.

"Zaman ini kami mendengarnya (penghinaan), dan bagi kami itu penghinaan yang paling berat. Ayah kita saja dihina kita tak terima. Bagi kami tidak ada cara lain. Hanya inilah yang bisa kami lakukan,” ucapnya.

Pernyataan Macron dinilai telah menghina agama Islam dan mendiskreditkan Muslim dengan mengaitkannya dengan tindakan terorisme.

Ia juga menyatakan tidak akan melarang penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW, hal yang sangat ditentang umat Islam.

Macron menyampaikan pernyataannya menyusul pembunuhan terhadap Samuel Paty, seorang guru yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW, kepada siswanya.

Dia dipenggal remaja Muslim keturunan Chechnya berusia 18 tahun, Abdullah Anzorov, yang kemudian ditembak mati polisi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini