Khawatir Kasus Corona Naik, Jokowi Minta Libur Akhir Tahun Dikurangi

"...cuti bersama akhir tahun, termasuk libur pengganti cuti bersama Hari Raya Idul Fitri, Bapak Presiden (Jokowi) memberikan arahan supaya ada pengurangan," ujar Menko PMK.

Farah Nabilla | Ummi Hadyah Saleh
Senin, 23 November 2020 | 16:37 WIB
Khawatir Kasus Corona Naik, Jokowi Minta Libur Akhir Tahun Dikurangi
Tangkap layar Presiden Jokowi saat berpidato dalam acara HUT Partai Nasdem ke-9 secara virtual. (medcom)

SuaraSumut.id - Presiden Joko Widodo meminta agar libur dan cuti bersama pada akhir tahun 2020 mendatang dikurangi. 

Instruksi ini dibenarkan oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang mengatakan bahwa Presiden Jokowi meminta pengurangan libut pengganti Hari Raya Idul Fitri yang diundur pada Desember nanti.

"Berkaitan dengan masalah libur, cuti bersama akhir tahun, termasuk libur pengganti cuti bersama Hari Raya Idul Fitri, Bapak Presiden (Jokowi) memberikan arahan supaya ada pengurangan," ujar Muhadjir Effendy usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/11/2020).

Karenanya, Jokowi memerintahkan untuk melakukan rapat koordinasi Kementerian Koordinator PMK dengan kementerian dan lembaga terkait.

Baca Juga:Jokowi Minta Libur dan Cuti Bersama Akhir Tahun Dikurangi

Rakor tersebut kata Muhadjir nantinya membahas pengurangan libur akhir tahun dan pengganti cuti bersama Idul Fitri 1440.

"Beliau (Presiden Jokowi) memerintahkan supaya segera ada rapat koordinasi yang dilakukan oleh kemenko PMK dengan kementerian dan lembaga terkait terutama yang berkaitan dengan masalah libur akhir tahun dan pengganti libur cuti bersama Idul Fitri," tutur dia.

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu mengatakan, dalam ratas, Jokowi memberikan arahan kepada jajaran terkait untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan capaian baik yang telah diraih dalam penanganan Covid-19.

Kata dia, jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia sebesar 12,78 pesen masih di bawah rata-rata jumlah kasus aktif di dunia yang mencapai 28,41 persen.

Kemudian angka kesembuhan di Indonesia sebesar 84,03 persen masih lebih tinggi dibandingkan angka kesembuhan dunia yang 69,2 persen.

Baca Juga:Ini Pesan Jokowi Soal Pembukaan Lapangan Kerja di Tengah Pandemi

"Tentu saja ini indikator-indikator yang sangat positif. Karena itu, Presiden meminta supaya indikator ini dipertahankan. Kalau perlu, dan diupayakan semakin baik," tutur dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini