Lawan Covid-19, Peran Tokoh Agama Penting untuk Tegakkan Protokol Kesehatan

Penegakan protokol kesehatan di masyarakat penting untuk melawan pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Selain tenaga kesehatan, tokoh agama juga bisa turut berperan.

M. Reza Sulaiman | Luthfi Khairul Fikri
Rabu, 25 November 2020 | 15:31 WIB
Lawan Covid-19, Peran Tokoh Agama Penting untuk Tegakkan Protokol Kesehatan
Seorang pastor dengan menggunakan masker dan pembatas membagikan hosti atau tubuh dan darah kristus kepada umat Katolik yang melaksanakan ibadah hari Minggu di gereja Santo Gregorius Agung Oeleta di Kota Kupang, NTT,Minggu (5/7). [ANTARA FOTO/Kornelis Kaha]

SuaraSumut.id - Penegakan protokol kesehatan di masyarakat penting untuk melawan pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Selain tenaga kesehatan, tokoh agama juga bisa turut berperan dalam penanganan Covid-19.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19, Sonny Harry B Harmadi menerangkan tokoh agama dapat menjadi panutan bagi jemaah dalam melaksanakan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah dan organisasi WHO.

"Tokoh agama seperti pendeta, romo, dan suster dapat menjadi role model bagi umat beragama dalam melaksanakan protokol kesehatan,” ujar Sonny dalam pernyataannya pada acara webinar bertema ‘Penyuluhan Protokol Kesehatan di Lingkungan Gereja Katolik’," Selasa (24/11/2020).

Dia juga berharap bahwa pemuka agama berperan aktif terlibat dalam kasus Covid-19 yang berkaitan dengan protokol kesehatan dan perubahan perilaku.

Baca Juga:Semakin Membaik, Pasien yang Sembuh Covid-19 di Kaltim Tambah 132 Orang

Hal itu untuk mengurangi ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Selain perubahan perilaku, Sonny juga menyoroti masalah stigma negatif yang melekat pada penyintas Covid-19.

Oleh karena itu, dia meminta tokoh agama dapat berperan untuk menghilangkan stigma tersebut.

Sementara itu, Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI Yohanes Bayu Samudro memaparkan bahwa gereja telah menyesuaikan pelaksanaan ibadah sesuai aturan dari Satgas Penanganan Covid-19.

"Indonesia terdiri 37 keuskupan, tentu saja setiap keuskupan miliki pendekatan berbeda-beda. Namun prinsipnya tetap sama, bahwa apa yang ditegaskan Satgas Penanganan Covid-19 menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aturan protokol kesehatan di gereja Katolik,” jelasnya.

Baca Juga:Indonesia Bergabung dengan CEPI, Kembangkan Inovasi Melawan Pandemi

Dia juga menambahkan peribadatan mingguan dan harian saat ini yang melibatkan banyak umat.

Baik itu di tingkat paroki, lingkungan, wilayah, dan sebagainya, sesuai arahan satgas setempat sudah ditiadakan.

"Ini sudah berjalan beberapa waktu lamanya. Dan saat terakhir ini sudah membaik dengan diselenggarakannya Misa yang hybrid. Sebagian online, dan sebagian langsung tentu dengan pengaturan jarak yang terkontrol,” katanya.

Staf Tim Pakar dan Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 dr. Tjung Budi Santoso menambahkan bahwa musuh saat ini bukanlah pasien Covid-19, melainkan virus corona yang perlu dihadapi bersama.

"Mari semua harus bersama-sama menghadapi virus corona. Mengingat kasus masih terus bertambah dan entah kapan berakhir. Dan, kita perlu menjadi garda terdepan dalam menekan kasus Covid-19 ini," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini