SuaraSumut.id - Sabtu (26/12/2020) malam atau saat datang waktu salat Isya, menjadi malam menggegerkan bagi warga dan jemaah di masjid Al-Istiqomah, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Sebuah benda hitam melayang di halaman masjid dan tiba-tiba meledak.
Benda tersebut ternyata sebuah bom molotov yang dilempar oleh seorang pria 56 tahun dan diketahui bernama Djamsuri. Ia ditangkap warga tak lama setelah insiden pelemparan bom molotov itu. Di mana saat ini ia sudah ditahan oleh polisi.
Belakangan diketahui, sosok Djamsuri dikenal warga sebagai orang yang cukup aneh. Ia disebut sering bakar kulit sendiri, yakni dibakar dengan cara disundut rokok.
Hal itu diceritakan Kepala Desa Jatimulya Poniman. Ia membenarkan pelempar bom molotov itu adalah warga Desa Jatimulya, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten. Djamsuri merupakan bapak empat anak.
Baca Juga:Pelaku Pelempar Bom Molotov di Masjid Dites Kejiwaan
"Iya itu warga Jatimulya. Saya syok juga mendengar infonya ngebom pakai bom molotov," ujar Poniman saat dihubungi Suara.com, Minggu (27/12/2020) malam.
Poniman mengungkapkan, Djamsuri bisa dikatakan berstatus Orang Dengan Gangguan Jiwa atau ODGJ. Alasannya, dia pernah menyundut kulitnya dengan bara rokok.
"Dia punya penyakit kulit. Kepada keluarganya mengeluh gatal-gatal. Makanya pernah saat di rumah yang gatal-gatalnya itu disundutin pakai rokok olehnya," katanya.
"Itu dilakukan karena mungkin perasaan dia gatal itu bisa hilang dengan bara rokok. Kejadiannya sudah cukup lama itu," sambungnya.
Bahkan, Poniman juga menceritakan, Djamsuri pernah membakar sebuah sarung tangan yang masih digunakannya. Perisitiwa itu terjadi satu bulan lalu.
Baca Juga:Djamsuri, Pelempar Bom Masjid Al Istiqomah Sering Bakar Kulit Sendiri
"Bulan lalu, dia membakar sarung tangan yang padahal masih dipakainya. Hal itu diceritakan keluarga sama polisi yang meminta keterangan terkait dia," ujarnya lagi.
Poniman juga mengisahkan, Djamsuri pernah telanjang bulat di muka umum. Kondisi itu, menurutnya, terjadi jika sedang kumat.
"Kalau lagi kumat telanjang. Selain itu dua tahun belakangan, pernah tangki motornya dibakar pakai korek. Untungnya sama keluarganya motor ditarik menjauh," ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut Djamsuri dianggap memiliki kelainan kejiwaan. Apalagi, Djamsuri katanya juga pernah dibawa berobat ke RS Jiwa Grogol, Jakarta.
"Pernah dibawa berobat ke RS Jiwa Grogol, Jakarta, sekitar tahun 2000-an. Makanya sekarang keluarga sibuk meminta surat keterangan pernah berobat ke RS itu," katanya menambahkan.
Poniman berharap, persoalan yang menimpa Djamsuri bisa terang benderang. Soalnya polisi saat ini juga masih menunggu hasil pemeriksaan dari psikiater.
Untuk diketahui, Djamsuri ditangkap polisi lantaran melempar bom molotov ke Masjid Al-Istiqomah, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (26/12) malam.
Aksi pria tersebut cepat diketahui warga dan jemaah masjid, namun kemudian mengelak saat diinterogasi ramai-ramai.
Menurut rekaman kamera pengintai CCTV yang beredar di media sosial Instagram @jakarta.terkini, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 19.39 WIB.
Tes Kejiwaan
Pelempar bom Masjid Al Istiqomah belum tentu gila. Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan dari psikiater.
Masjid Al Istiqomah dilempar bom molotov. Masjid itu di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Pelemparnya berinisial D (56).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Yusri Yunus mengatakan pemeriksaan kejiwaan tersebut untuk membuktikan apakah pelaku melempar bom molotov tersebut dalam keadaan sadar ataupun tidak.
"Kita tunggu hasil observasi dari psikiater, karena yang berhak mengatakan sakit jiwa atau bukan dari dia tentunya," ujar Yusri di Jakarta, Ahad.
Yusri mengatakan pada Sabtu (26/12) malam, Lurah Kapuk bersama anak pelaku sudah meminta maaf kepada Dewan Kemakmuran Masjid Al-Istiqomah dan mengatakan ayahnya mengalami gangguan kejiwaan.
Kasus tersebut masih dalam penanganan Polres Metro Jakarta Barat.
"Tetap kita proses sambil berjalan," ucap Yusri.