SuaraSumut.id - Usianya memang tak lagi muda. Namun nenek Lasmini (85) tetap semangat dalam mencari nafkah.
Hal ini dilakukannya untuk diri sendiri dan seorang cucu yang mulai beranjak dewasa. Usai Sholat Subuh Lasmini mengawali hari dan siapkan untuk mencari barang bekas.
Dengan berjalan kaki nek Las atau nek Botot (tetangganya memanggil) mulai menelusuri jalan-jalan yang ada di Kota Kisaran, Sumatera Utara.
Ia mengumpulkan barang bekas seperti botol air mineral, kaleng minuman hingga kardus yang mudah untuk dipanggul di pundaknya.
Baca Juga:Protes Jalan Rusak, Pria di Sumut Mandi Lumpur
Hingga menjelang dzuhur ia mengakhiri pencarian barang bekas dan kembali ke rumah kontrakan yang dibayar bulanan.
Usai salat dan makan siang nek Las melanjutkan tugasnya dengan merapikan dan menumpuk barang bekas hasil pencariannya. Barang itu akan dijual ke pengepul setiap tiga hari sekali.
Nek Las tinggal di Jalan Malik Ibrahim, kelurahan Sendang Sari, Kota Kisaran Barat, Asahan.
Senyuman manis terpancar dari bibir yang sudah keriput, sembari menyuruh sang cucu membuatkan segelas teh manis panas.
Nek Las mulai menuturkan kisah hidupnya mencari barang bekas sembari mengasuh seorang cucu. Kedua orang tua sang cucu sudah meninggal dunia sejak cucunya itu masih balita.
Baca Juga:Harga Cabai Merah di Tapsel Menurun, Ini Sebabnya
Dengan tegar nek Las melanjutkan perjalanan hidupnya. Usai salat magrib meneruskan pencarian barang bekas sampai pukul 23:00 wib.
Nek Las sudah 17 tahun menjadi pencari barang bekas. Hal itu seolah membuat nenek Las tidak lagi mengenal rasa lelah dalam mengelilingi kota ini.
Hanya hujan dan kondisi fisik yang sudah tidak muda lagi yang kadang menjadi penghalang untuk nek Las mencari rezeki.
Saat disinggung tentang anak, nek Las mulai merasa sedih dan perlahan air matanya menetes di pipi yang sudah keriput.
"Sebagai ibu saya selalu mengingat mereka, Allah sayang sama saya. Tapi kenapa anak-anak saya tidak sayang sama saya," ujarnya.
Sebenarnya nek Las tidak mau mengingat kenangan pahit tersebut. Ada tujuh orang anaknya, lima diantaranya kini sudah berumah tangga.
Anak pertama sudah meninggal (suami istri) dan memiliki seorang anak yang diberi nama Rovita Ramadani. Anak inilah yang sejak balita hidup bersamanya dan kini sudah menginjak kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan di salah satu SMK Negeri di Kisaran.
Satu orang lagi anaknya mengalami gangguan jiwa, karena mempelajari hal-hal yang tidak mungkin, dan kini dirawat di RSJ.
Disinggung tentang anaknya yang lain ke mana, nek Las menjawab sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Na’udzubillah mereka malu dan tidak mau mengakui nenek Las sebagai ibunya sejak puluhan tahun lalu," katanya dengan tangis yang tak terbendung.
Kini nek Las hanya tinggal dan hidup bersama cucunya di rumah mungil yang mereka sewa. Uang sewa dari hasil nenek memulung sehari-hari di sepanjang jalan kota Kisaran.
Namun tak jarang orang yang kasihan dengan nek Las memberikan makanan dan sedekah.
"Saya selalu bersyukur atas umur yang panjang, dan selalu berterimakasih kepada hamba Allah yang menyisihkan rezekinya kepada saya," pungkasnya.