Meski penuh risiko, memijat tetap dilakoni oleh beberapa dari anggota Pertuni, termasuk Mardizon. Desakan kebutuhan membuat mereka nekat harus bertaruh dengan pandemi. Namun yang mereka pijat hanya langganan yang sudah mereka kenal saja.
Ada yang sengaja memanggil datang ke rumah dan ada pula yang sengaja datang ke tempat pemijatan.
"Kadang pelanggan ini yang takut, kalau kita ya mau gimana memang itu mata pencaharian kita. Pernah kita buat terobosan agar pelanggan tidak takut yaitu pakai sarung tangan. Tapi yang namanya memijit itu kalau gak langsung bersentuhan, rasanya enggak afdhol. Kan ada tu urat yang memang harus kita urut dengan jari, kadang kalau pakai sarung tangan licin," ungkapnya.
Dalam kondisi ekonomi yang terjepit, mereka masih mendapatkan rezeki dari orang-orang yang diberi kelapangan termasuk bantuan dari pemerintah. Bantuan berupa bahan pokok mulai mereka terima saat pandemi memasuki bulan kedua.
Baca Juga:Kapolda Irjen Eko Indra Harap Suara.com Sebarkan Kebaikan di Usia ke Tujuh
Secara pendapatan dari memijat tetap belum ada perubahan. Beberapa bulan setelah Ramadhan, kondisi mulai membaik. Panggilan memijat mulai berdatangan hingga hari ini, namun dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Kita sediakan di meja handsanitizer, wajib memakai masker. Kemudian kalau biasanya seprei itu dua pelanggan baru diganti, sekarang setelah memijat satu orang langsung diganti," bebernya.
Kabar baik datangnya vaksin yang sampai ke telinga para penyandang disabilitas menambah keyakinan bahwa badai akan segera berlalu. Mereka menyambut baik meski belum mendapat vaksin.
Beruntung, Mardizon menjadi orang pertama dari Pertuni Sumut yang diberikan vaksin. Sedangkan teman-temannya masih menunggu waktu.
David Sitorus dan Mardizon Tanjung sangat bersyukur hari ini telah menerima vaksinasi dari pemerintah secara gratis.
Baca Juga:Lagi, Dharma Wanita Kemnaker Salurkan Bantuan ke Mamuju
Setelah mendapatkan vaksin, keduanya senada mengatakan semakin yakin menjalani hari-hari meski harus tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
"Kalau Covid-19 tetap takut ya, itu yang harus kita jaga bersama, tapi setelah divaksin tentunya mulai lega," pungkasnya.
Kontributor : Muhlis