"Sehingga magnet yang di dapat di Kota Medan adalah daya tarik sejarah dan pariwisata berbasis kuliner," ujar Sandi.
Wali Kota Medan, Bobby Nasution mengatakan, program The Kitchen of Asia merupakan spirit yang diambil dari Tjong A Fie yang walaupun ratusan tahun yang lalu meninggal, namun menanamkan nilai kerukunan dan keberagaman suku, ras dan agama.
"Nah kita mencoba satu cara untuk menyatukan etnis di Kota Medan, mencari salah satu solusi yakni kuliner," kata Bobby.
Ia menjelaskan, kekayaan kuliner di Kota Medan menjadi solusi dari persoalan wisata di Kota Medan.
Baca Juga:Ganteng dan Bersuara Merdu, Ekhsan Yakin Sukses di Industri Musik
"Medan tidak punya alam yang menjadi daya tarik, namun punya kuliner yang dikenal masyarakat Indonesia," ungkapnya.
Bobby ingin mengembalikan kawasan kesawan sebagai sentral perdagangan yang pada zaman dahulu punya cerita dan sejarahnya masing-masing.
"Nilai sejarah ini lah nanti yang akan menjadi nilai tambah dari khas kuliner yang ada," ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Bobby, mengingat pentingnya "dapur" sebagai ujung tombak pemulihan ekonomi di Kota Medan, maka ke depan Pemko Medan akan mengubah mindset tersebut dengan menempatkan pusat kuliner di kawasan Kesawan Medan.
"Bahkan kalau kita lihat di tempat-tempat makan kekinian, cara memasak itu menjadi nilai seni tersendiri. Makanya ke depan ini nanti berbagai masakan khas kuliner itu harus terpajang di kesawan berikut cerita dan nilai sejarah dari khas kuliner tersebut," tukasnya.
Baca Juga:Suasana Bundaran HI saat Peringatan Earth Hour
Kontributor : Muhlis