Pribadi yang Taqwa di Bulan Ramadhan

Berpuasa pada bulan Ramadhan dapat meningkatkan ketaqwaan.

Suhardiman
Sabtu, 08 Mei 2021 | 15:59 WIB
Pribadi yang Taqwa di Bulan Ramadhan
Dr.Aminuddin, S.Sos.MA. [Ist]

SuaraSumut.id - Bulan Ramadhan adalah yang paling di tunggu-tunggu umat Islam setiap tahun di seluruh dunia. Karena pada bulan ini terdapat satu malam yang dipercaya lebih baik daripada 1000 bulan, yaitu malam lailatul qadar. 

Selain itu, pada bulan Ramadhan adalah saat di mana Alquran diturunkan di bumi sebagai pedoman seluruh umat. Berpuasa pada bulan Ramadhan dapat meningkatkan ketaqwaan.

Hal ini dipertegas dalam firman Allah dalam Q.S Albaqarah: 183 yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa".

Firman Allah tersebut terkandung makna bahwa ibadah puasa itu esensinya adalah membentuk pribadi muslim yg bertaqwa. Betapa pentingnya nilai taqwa dalam kehidupan seorang muslim. Ia merupakan bekal yang terbaik dalam menjalani kehidupan di dunia dan manusia yang paling mulia derajatnya di sisi Allah SWT adalah orang yang paling taqwa di antara mereka. 

Baca Juga:Merayakan Lebaran Idul Fitri Tanpa Sampah, Petugas Kebersihan Lembur

Taqwa dalam arti sederhananya adalah mengerjakan seluruh perintah Allah dan menjauhi segala larangan-nya. Tentu saja hal ini tidak lain dilakukan agar seseorang mendapat cahaya (petunjuk) dari Allah karena mengharap rahmat-nya dan ia meninggalkan maksiat karena takut akan siksa-nya. 

Tidaklah seseorang dikatakan taqwa kepada Allah jika dia belum menjalankan kewajiban yang Allah tetapkan dan menunaikan hal-hal yang sunnah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw.

Seseorang yang bertaqwa tentulah Ia beriman, karena sifat orang bertaqwa senantiasa melekat dalam sifat orang yang beriman. Lantas puasa yang bagaimanakah yang mampu membentuk pribadi yang taqwa? Tentunya disini adalah puasa yang dilakukan dengan sebenar-benarnya sesuai dengan makna puasa hingga akhirnya derajat taqwa mampu diterima.

Orang yang mampu memaknai puasa maka ia akan senantiasa melaksanakan segala yang menjadi perintah Allah dan menjauhi segala larangan-nya. 

Orang yang demikian akan senantiasa bersyukur dan menikmati apapun yang diberikan Allah kepadanya. Untuk mencapai ketaqwaan, tentu saja seorang mukmin harus memiliki visi dan misi dalam hidupnya. Visi seorang mukmin adalah beribadah, menyembah dan memperhambakan diri pada Allah, sedangkan misinya adalah tugas untuk menjalankan visi tersebut. Visi dan misi harus berjalan beriringan semata-mata mencari ridha Allah SWT.

Baca Juga:Nasdem Riau Pastikan belum Ada Nama yang Bakal Duduki Wakil Wali Kota Dumai

Amalan puasa bukan hanya menahan rasa lapar dan dahaga saja, melainkan juga ada ibadah lain yang dapat dikerjakan yang esensinya dapat melatih diri untuk menjadi lebih baik. Untuk melatih diri agar menjadi pribadi yang taqwa, ada beberapa hikmah puasa Ramadhan yang dapat dijadikan pedoman, diantaranya:

1. Niat yang ikhlas. Hikmah ini melatih diri seorang mukmin untuk memasang niat yang ikhlas dalam berbuat sesuatu. Niat yang baik tentu saja akan mendatangkan hal-hal yang baik pula. 

2. Disiplin waktu merupakan hikmah yang pertama, sebab di bulan Ramadhan, seorang mukmin terlatih untuk bangun lebih awal sebelum subuh dan dapat mengerjakan ibadah shalat tahajjud, sahur dan salat subuh di awal waktu.

Hal ini tentu saja berdampak positif bagi pribadi mukmin, sebab akan terhindar dari sikap berleha-leha ataupun lalai dalam memanage waktu dan dapat mencari rezeki yang lebih awal.

3. Melatih dalam berpikir. Hikmah ini didapat melalui kegiatan membaca Alquran yang lebih intens di bulan puasa Ramadhan. Tidak hanya membaca, namun dibarengi memahami arti dari ayat per ayat yang dilantunkan.

Melatih pikiran dan mengkaji kandungan Alquran bahwa benar-benar merupakan petunjuk bagi manusia tentang kebesaran Allah SWT yang tidak dapat ditandingi oleh apapun. 

4. Melatih waspada dalam berbuat. Hikmah puasa selanjutnya adalah melatih agar berhati-hati dalam berbuat. Puasa Ramadhan akan menjadi sempurna apabila manusia menjauhi perbuatan haram yang dapat dilihat, didengar, dan diucapkan. Latihan ini dapat menimbulkan kemajuan positif bagi manusia yang menjalaninya saat Ramadhan. Juga dapat berguna diterapkan saat diluar Ramadhan.

Dengan demikian, seorang mukmin akan terbiasa menghindari dosa seperti bergunjing, berkata kotor, berbohong, memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya. Intinya adalah beramar makruf nahi munkar. Berbuat kebaikan dan meninggalkan hal-hal yang buruk dalam kehidupannya.

5. Melatih diri agar lebih sabar dan tabah. Dalam berpuasa seorang muknim dilatih untuk menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya marah-marah, su’udzon, dan dianjurkan untuk melatih kesabaran atas segala perbuatan orang lain kepadanya. Sabar dan tabah dilakukan untuk mendapat ridha Allah agar kehidupannya menjadi lebih baik dan menjadi insan kamil.

6. Melatih jiwa pemaaf. Dengan memaafkan kesalahan dari diri sediri maupun orang lain dapat menjadikan diri seorang mukmin lebih rendah hati dan terhindar dari sifat sombong. 

7. Melatih jiwa dermawan. Melalui sedekah atau infaq, hikmah puasa ini dapat dilakukan agar seorang mukmin memiliki jiwa yang dermawan dan peduli pada sesama.

8. Melatih hidup berkecukupan atau Sederhana. Hikmah puasa yang satu ini dapat dikaitkan dengan kondisi sosial yang memprihatinkan dengan melihat kondisi orang miskin papa di lingkungannya. Hal ini dapat dijadikan contoh bahwa kita dapat merasakan apa yang mereka rasakan semisal tidak makan karena tidak ada penghasilan.

Menahan haus dan lapar dari pagi hingga malam. Dengan berpuasa kita dapatkan hikmah untuk lebih bersyukur bahwa banyak orang-orang di luar sana yang belum beruntung. Untuk itu, saat berbuka puasa, kita pun lebih dianjurkan untuk sedikit makan dan perbanyak minum.

Dengan pola makan hanya memakan tiga butir kurma dan minum air putih dapat bermanfaat untuk kesehatan. Tidak makan berlebihan yang pada akhirnya menjadi hal yang mubazir atau sia-sia.

9. Melatih hidup seimbang. Hdup seimbang bermakna bahwa seorang mukmin dapat melatih dirinya untuk tidak mengejar dunia saja, namun juga memperhatikan tugas untuk akhiratnya. Keseimbangan dunia akhirat akan mengarahkan manusia menjadi insan yang lebih baik lagi dan menjadi pribadi yang bersyukur. Keseimbangan dalam hidup dapat diraih dengan beribadah. Pada bulan puasa ini, manusia dilatih agar kembali mengingat dan melaksanakan semua kewajiban. 

10. Melatih rasa syukur. Hikmah ini menuntun seorang mukmin agar menerima segala sesuatu dengan ikhlas tanpa membanding-bandingkan dengan apa yang dimiliki orang lain. Dimulai dengan makan yang dilakukan saat berbuka, umat muslim dilatih untuk mensyukuri nikmat yang dimiliki saat tidak berpuasa. Sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih baik setelah mensyukuri nikmat Allah Swt.

Betapa agungnya hikmah puasa Ramadhan sehingga pantaslah ia disebut dengan bulan penuh kemuliaan. Segala aktivitas yang dilakukan di bulan suci ini semata-mata hanya mengharapkan ridha Allah Swt dalam wujud ketaqwaan.

Sungguh hal ini telah ditegaskan dalam Q.S al-An’am: 162 yang berbunyi: "sesungguhnya Shaltku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan sekalian alam".

Kalimat ini menjadi kontrak dalam mewujudkan ketaqwaan kepada Allah Swt. Diharapkan kualitas puasa akan melahirkan orang-orang yang bertaqwa. Semogalah kita tergolong orang-orang yang diberi petunjuk.

Penulis: Dr.Aminuddin, S.Sos.MA

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini