SuaraSumut.id - Pemkot Medan siap menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Medan. Sebagai upaya mendukung pelaksanaan PTM tersebut, Wali Kota Bobby Nasution telah melakukan sejumlah persiapan.
Selain gencar melakukan vaksinasi massal terhadap tenaga pengajar, Pemkot Medan melalui Dinas Pendidikan Kota Medan juga tengah menyiapkan modul berisikan petunjuk teknis (juknis) tentang pelaksanaan PTM yang harus dipenuhi pihak sekolah.
Langkah ini dilakukan agar pelakasanaan PTM nantinya dapat berjalan normal dan aman meski pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Keseriusan Pemkot Medan melaksanakan KBM secara tatap muka telah disampaikan Bobby Nasution saat mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan KBM secara tatap muka beberapa waktu lalu.
Baca Juga:Sempat Jadi Klaster Baru, Kasus Covid-19 di Lapas Rajabasa tinggal Dua Orang
Apalagi vaksinasi massal yang dilakukan terhadap tenaga pengajar telah mencapai 80 persen. Dengan vaksinasi yang dilakukan tersebut, Bobby tidak hanya untuk melindungi tenaga pengajar, juga melindungi siswa agar tidak tertular Covid-19 saat PTM dibuka kembali.
Di samping itu, Pemko Medan melalui organisasi perangkat daerah (OPD) terkait akan gencar melaksanakan patroli penerapan protokol kesehatan.
"Jika selama ini di tempat-tempat umum, patroli ke depan akan dilakukan di angkutan-angkutan umum. Hal ini dilakukan untuk melindungi peserta didik baik saat berada dalam maupun luar sekolah dengan mengerahkan dan menggerakkan seluruh perangkat mulai dasar. Artinya, secara prinsip Pemko Medan siap melaksanakan KBM secara tatap muka," kata Bobby.
Meski telah melakukan sejumlah persiapan untuk melaksanakan KBM secara tatap muka, namun Bobby Nasution masih tetap menunggu arahan dari Pemprov Sumut.
"Apabila nantinya ada indikator atau kriteria yang harus dipenuhi sebagai syarat dimulainya PTM, kita siap penuhi," ujarnya.
Kadis Pendidikan Kota Medan Adlan mengamini apa yang disampaikan Bobby Nasution soal kesiapan Pemko Medan menggelar KBM secara tatap muka.
Sebagai persiapan melaksanakan PTM, Dinas Pendidikan (Disdik) saat ini tengah mempersiapkan modul pelaksanaan PTM. Di modul ini berisikan petunjuk teknis tentang penyelenggaraan PTM yang akan menjadi pedoman bagi sekolah, seperti sarana dan prasarana protokol kesehatan yang harus disiapkan sekolah, diantaranya wastafel untuk mencuci tangan, hand sanitizer thermo gun maupun penjadwalan belajar siswa.
Baca Juga:Pasien Covid-19 Meninggal di Jateng, 87 Persen Karena Belum Divaksin
“Insya Allah, Rabu (16/6/2021) modul rampung. Setelah itu modul langsung kita simulasikan ke sejumlah sekolah, baik SD maupun SMP. Dalam simulasi yang dilakukan, kita ingin melihat kesiapan sekolah untuk melaksanakan KBM secara tatap muka sesuai petunjuk teknis yang ada dalam modul. Apabila tidak ada kendala, modul akan kita sosialisasikan ke seluruh SD dan SMP di Kota Medan sehingga nantinya siap untuk melaksanakan KBM secara tatap muka,” kata Adlan.
Mengenai jadwal pembelajaran, Adlan mengaku mengikuti arahan yang disampaikan Presiden Joko Widodo.
"Jadwal pembelajaran kita lakukan 2 jam per hari. Pembelajaran akan dilakukan dua hari dalam seminggu. Sedangkan tingkat kehadiran siswa dalam KBM secara tatap muka maksimal 25 persen," ujarnya.
Ketua PGRI Kota Medan Sriyanta sangat menyambut baik keinginan Bobby untuk melaksanakan kembali PTM di Kota Medan.
PGRI juga siap mendukungnya karena para guru menilai pelaksanaan belajar yang dilakukan secara during yang telah berlangsung 1 tahun lebih sejak pandemi Covid-19 terjadi dinilai tidak maksimal. Bahkan, terangnya, banyak guru yang minta kepada PGRI untuk menyampaikan langsung kepada pemerintah agar PTM dilaksanakan kembali.
"Banyak guru yang mendatangi kita dan minta agar PTM dilaksanakan kembali. Intinya, semua guru siap melaksanakan PTM. Sebagai bukti keseriusan, tak ada guru yang menolak mengikuti vaksinasi, terkecuali yang ada penyakit bawaan sehingga vaksinasi tidak dapat dilakukan. Yang penting bagi guru, ada tatap muka. Walau pun waktunya terbatas namun guru dapat memberikan penjelasan, barulah anak didik selanjutnya mengerjakan di rumah. Cara ini lebih baik dan efektif dibandingkan dengan pembelajaran secara during," jelasnya.
Selain itu, PGRI pun melihat tidak semua orang tua siswa yang mampu membeli handphone maupun pulsa untuk mengikuti pembelajaran secara during. Walau pun jumlahnya tidak banyak, ungkapnya, tapi sangat memprihatinkan karena mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran secara during. “Bahkan, ada siswa yang harus yang menunggu orang tuanya sampai pulang kerja baru bisa belajar karena handphone dibawa,” ungkapnya miris.
Di samping itu lagi, terang Sriyanta, orang tua siswa juga banyak yang mengeluh dengan pembelajaran secara during tersebut. Selain tidak maksimal, terangnya, para orang tua juga sudah jenuh karena mereka pun sulit membagi waktu untuk bekerja dan harus mendampingi anak mengikuti pembelajaran during.
"Jadi, PGRI sangat mendukung penuh keinginan Wali Kota untuk melaksanakan PTM. Apa yang menjadi persyaratannya, siap kita laksanakan. Kita ingin pelaksanaan PTM dapat dilaksanakan kembali, sehingga kita dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Ditambah lagi sekolah-sekolah kita lihat sudah mempersiapkan protokol kesehatan dan apabila masih kurang, pihak sekolah siap memperbaikinya kembali. Artinya, semua ingin agar pelaksanaan PTM dapat dilakukan kembali," tukasnya.