Edy Rahmayadi Ancam Tutup Tambang Ilegal yang Pakai Zat Berbahaya

Pasalnya tambang yang ada di wilayah tersebut kebanyakan menggunakan zat berbahaya.

Eko Faizin
Senin, 05 Juli 2021 | 17:08 WIB
Edy Rahmayadi Ancam Tutup Tambang Ilegal yang Pakai Zat Berbahaya
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. [Suara.com/Muhlis]

SuaraSumut.id - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengatakan akan menutup tambang emas ilegal yang dikelola masyarakat di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.

Pasalnya tambang yang ada di wilayah tersebut kebanyakan menggunakan zat berbahaya.

Hal itu disampaikan Edy Rahmayadi menyikapi kondisi dua bocah asal Madina yang mengalami penyakit aneh dengan kondisi kulit mengelupas, Senin (5/7/2021).

Edy belum bisa dipastikan apa penyakit kedua anak tersebut, sebab masih dalam observasi.

"Begini, kita sedang melakukan komunikasi dengan masyarakat yang melakukan penambangan. Kita alihkan pendapatan rakyat yang selama ini dari tambang, kita hentikan tambang itu," kata Gubernur Edy Rahmayadi.

Dia mengatakan akan mengubah mata pencarian di sana dengan mengalihkan pada sektor lain. Bagi warga yang ingin bertani, Pemprov Sumut akan menyediakan bibit. Demikian halnya bagi warga yang ingin berternak.

"Itu upaya kita mengajak masyarakat untuk berhenti melakukan aktifitas pertambangan. Tambang emas menggunakan zat mercuri itu sangat membahayakan dan buktinya sudah banyak. Masyarakat yang mau berternak kita siapkan, dan yang mau perikanan kita siapkan perikanan," ungkapnya.

Gubernur Edy mengatakan untuk kedua anak yang mengalami penyakit 'aneh' itu sedang dilakukan observasi di Rumah Sakit Haji Medan oleh tim dokter spesialis.

Namun kata Edy, penyakit yang diderita oleh keduanya belum bisa disimpulkan merupakan dampak dari aktivitas pertambangan.

"Kalau lihat dari posisi desa tempat tinggal dua anak itu di Kabupaten Mandailing Natal, di atas itu ada aktifitas penambangan emas. Tapi belum bisa kita pastikan harus dilakukan observasi dulu oleh tim dokter spesialis," ungkapnya.

Lanjut kata mantan Pangkostrad itu, alasan mengapa penyakit kedua anak tersebut belum bisa dipastikan akibat zat merkuri, sebab kondisi kedua anak lahir dalam keadaan normal.

Ada dua kemungkinan kata Edy penyebab kedua anak tersebut terkena penyakit, bisa dikarenakan dampak aktivitas pertambangan dan bisa disebabkan oleh faktor genetik.

"Tapi kalau genetik, orangtuanya keduanya sempurna tidak ada apa-apa kok, ini yang nanti kita pastikan," pungkasnya.

Kontributor : Muhlis

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini