Kericuhan Warnai Penggusuran Rumah Pensiunan PTPN II

Suara tangis mulai dari anak-anak hingga emak-emak terdengar keras melawan petugas gabungan.

Suhardiman
Kamis, 25 November 2021 | 17:44 WIB
Kericuhan Warnai Penggusuran Rumah Pensiunan PTPN II
Kericuhan mewarnai penggusuran rumah pensiunan PTPN II. [Suara.com/ M.Aribowo]

Saat kericuhan terjadi, alat berat terus melaju merobohkan tembok rumah tanpa mempedulikan jerit tangis anak-anak dan orangtua yang meminta agar menunda penggusuran.

"Kalian tidak punya hati, kalian kejam sesama masyarakat," teriak warga.

"Sudah maju terus," kata salah seorang Satpam PTPN II.

Anggota DPRD Deli Serdang turun ke lokasi

Baca Juga:Tidak Ada Klaster Baru Covid-19, WSBK Mandalika Sukses Jalankan Protokol Kesehatan

Di tengah situasi yang nyaris tidak ada harapan yang dirasakan warga, datang anggota Komisi I DPRD Deli Serdang, Muhammad Adami.

"Apanya kalian ini main gusur-gusur aja, apa dasarnya? Ini yang kalian gusur masyarakat Deli Serdang, manusia," katanya kepada petugas.

Adami lalu mendatangi Kuasa Hukum PTPN II Sastra dan meminta agar penggusuran dihentikan karena tidak ada dasar hukum yang kuat.

"Terbuka aja kita bang, abang bawa dulu (peta yang menunjukkan lahan HGU PTPN II)," kata Adami.

Ia mengaku, pensiunan bertahan karena lahan itu merupakan eks HGU PTPN II. Sementara pihak PTPN II mengklaim lahan itu berstatus HGU.

Baca Juga:Pamsimas Juga Libatkan Penyandang Disabilitas

"Jika pihak PTPN II mampu menunjukkan peta bahwa lahan itu masih HGU, maka warga akan rela meninggalkan lokasi. Saya bantu abang untuk mengeluarkan masyarakat, tapi abang tunjukan dulu (peta HGU PTPN II)," katanya.

Setelah berdialog dengan Adami, Sastra meminta kepada petugas keamanan PTPN II untuk menghentikan proses penggusuran sementara waktu.

Nantinya anggota DPRD Deli Serdang akan melakukan mediasi antara pihak PTPN II dengan pensiunan untuk mencari solusi terbaik tarkait hal itu.

Pantauan di lokasi, hingga Kamis sore proses penggusuran sudah berhenti. Sejumlah personel gabungan perlahan meninggalkan lokasi.

Namun demikian, kelegaan masyarakat hanya sesaat. Tak lama berselang. Sepasukan dari PTPN II kembali datang dan merobohkan rumah pensiunan. Meski begitu, masyarakat memutuskan tetap bertahan.

Kontributor : M. Aribowo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini