"Dari pengakuan korban, mereka dipukul saat ayahnya tidak berada di rumah. Ayahnya diketahui sebagai sopir ekspedisi sering tidak rumah bekerja keluar kota," ucapnya.
"Ayahnya sayang dan peduli sama korban, makanya ayahnyalah yang membuat laporan ke polisi," sambungnya.
Penyiksaan terhadap korban berakhir setelah guru sekolah melihat wajah sang anak dalam kondisi memar luar biasa.
"Awal mula terkuaknya saat si anak datang ke sekolah memakai masker pakai jilbab, namun di situ tetap kelihatan karena penyiksaannya lumayan luar biasa. Ditutupi pakai masker juga biru di mata, memar di mata, di tubuh ada di tangan juga di leher, itu gak bisa ditutupi," ungkapnya.
Baca Juga:Dua Anak Korban Tenggelam di Tompobulu Maros Ditemukan Meninggal
Guru yang curiga langsung menyuruh korban untuk membuka masker dan jilbab.
"Di situlah ketahuannya, sehingga guru berinisiatif menaham korban agar tidak pulang ke rumah," tukasnya.
Kontributor : M. Aribowo