Durjana Anak Diduga Pecandu Narkoba di Sumut, Usir-Pukuli Ibu hingga Jadi Pemulung

pihaknya telah mendatangi rumah pelaku.

Suhardiman
Selasa, 15 Februari 2022 | 16:55 WIB
Durjana Anak Diduga Pecandu Narkoba di Sumut, Usir-Pukuli Ibu hingga Jadi Pemulung
Kondisi ibu tua berlumuran darah akibat dianiaya anak di Sumut. [Ist]

SuaraSumut.id - Maraknya peredaran narkoba di Sumut berdampak kelam bagi masyarakat. Bukan hanya merusak individu pemakai, narkoba juga menyengsarakan keluarga dan masyarakat sekitar.

Petaka narkoba ini dialami seorang ibu renta bernama Suryanti (64), warga Kabupaten Deli Serdang. Ia diduga menjadi korban penganiayaan anak kandungnya.

Parahnya lagi, GS (34) juga mengusir ibunya dari rumah, dan diduga memaksa ibunya bekerja sebagai pemulung.

"Korban sudah terusir dari rumah, tapi setiap hari pelaku meminta uang kepada ibunya," kata Dedi Suheri, pengacara korban kepada wartawan, Selasa (15/2/2022).

Baca Juga:Persaingan Papan Atas Klasemen Liga 1 Ketat, Pelatih Bhayangkara FC Akui ada Tekanan

Ia mengatakan, semenjak terusir korban untuk sementara tinggal di masjid tak jauh dari rumahnya. Untuk memenuhi kebutuhan, korban bekerja menjadi pemulung (pencari barang bekas). Bukannya kasihan, GS malah terus memeras ibunya.

Senin (14/2/2022), GS datang menjumpai ibunya di tak jauh dari arah masjid dan meminta uang Rp 20 ribu.

"Si anak GS ini meminta uang untuk membeli narkoba melempar kepala mamaknya menggunakan ponsel hingga pecah (luka-luka). Karena tidak tahan dengan perlakuan anaknya, nenek ini berinisiatif membuat laporan ke Polrestabes Medan," ungkap Dedi.

Perbuatan GS kepada ibunya yang berstatus janda ini sungguh keterlaluan.

"Keterangan korban, GS ini korban narkoba (pecandu sabu), sering memukul mamaknya membawa klewang," ungkapnya.

Baca Juga:7 Potret Alyssa Ramadhani Adik Marshanda yang Jarang Terekspos, Sibling Goals!

Usai korban membuat laporan ke pihak berwajib, GS kabur meninggalkan rumah dengan membawa dua orang bocah yang merupakan cucu korban.

"Harapan kita pihak kepolisian cepat bekerja, cepat menangkap pelaku, agar korban nyaman agar cucu nenek ini juga bisa dikembalikan karena kita takut akibat ini cucunya bisa jadi korban (penganiayaan)," katanya.

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) AKP Madianta Ginting menjelaskan, pihaknya telah mendatangi rumah pelaku.

"Tapi keadaan rumah kosong, ini kita sedang melakukan pengejaran, sekaligus menyelamatkan dua anak yang dibawanya," tandasnya.

Dampak buruk narkoba

Sementara itu, Sanjaya Abidin, pegiat anti narkoba menilai, dampak buruk narkoba membuat pemakainya menjadi agresif dan beringas. Dampak ini merembet ke keresahan keluarga, masyarakat hingga meningkatnya angka kriminalitas.

"Pemakaian narkoba jenis sabu memang membuat pemakainya menjadi bengis, ibunya pun dilawan, karena dia butuh barang itu," katanya.

Ia mengatakan, keluarga yang terdapat anggota keluarga yang menjadi pecandu sabu pasti merasakan kengerian luar biasa, mulai dari sikap anak yang agresif dan cenderung melawan orang tua.

Ia mengatakan, kejadian ini perlu menjadi perhatian semua pihak, khususnya pemerintah dan penegak hukum.

"Persoalan narkoba ini sangat kompleks, perlu penanganan komperhensif, mulai dari pencegahan, penindakan, dan rehabilitasi bagi para pencandu," katanya.

"Untuk pecandu perlu direhabilitasi, yang jadi persoalan ketika masyarakat kurang mampu mengakses rehabilitasi ini perlu bantuan pemerintah," sambungnya.

Peran pemerintah membantu mereka yang menjadi pecandu narkoba belum maksimalnya. Kondisi ini semakin diperparah, dengan maraknya peredaran narkoba di Sumut.

Kontributor : M. Aribowo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini