SuaraSumut.id - Ratusan sopir angkot menggeruduk kantor Wali Kota Medan, Senin (21/2/2022). Mereka meminta BTS (Buy The Service) Bus Trans Metro Deli agar ditetapkan tarifnya.
Koordinator aksi, Israel Situmeang mengaku, BTS yang belum berbayar menimbulkan persaingan yang tidak sehat antara angkutan kota dengan bus Trans Metro Deli.
"Kami minta agar pemerintah menghentikan BTS yang belum berbayar. Target kami mereka harus berbayar agar bisa bersaing sehat dengan angkot," katanya.
Israel mengatakan, kebijakan BTS sangat merugikan sopir angkot di Medan secara material. Ada sekitar 6.000 sopir angkot yang terdampak secara omzet.
Baca Juga:Dilema Antara Gelar Pendidikan dan Pengalaman, Mana yang Lebih Dihargai?
"Kerugian materi dan kerugian secara rute, koridor kami habis dibabat mereka. Kami minta BTS berbayar," tukasnya.
Wali Kota Medan Bobby Nasution langsung menjumpai massa aksi yang menuntut agar adanya penetapan tarif BTS.
"Yang saya tangkap ini permasalahan Buy The Service itu masih gratis, mengganggu angkutan umum yang hari ini tarifnya sudah ditetapkan," kata Bobby.
Bobby mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi sopir angkot di Medan yang meminta adanya penetapan tarif.
"Kalau kita bilang diberhentikan, kita gak setuju juga. Kita akan menindaklanjuti apa yang disampaikan. Setelah ini saya akan langsung atas nama Wali Kota Medan menandatangani dan bersurat kepada Kementerian Perhubungan," ucap Bobby.
Baca Juga:Warga Bandung Bisa Beli Minyak Goreng Murah Rp 11.500 per Liter di Pasar Ini
"Mudah-mudahan setelah kita surati akan ada tindakanjut (mengenai penetapan tarif)," sambungnya.
Usai menjumpai massa aksi, Bobby meminta kepada sopir angkot untuk kembali beroperasi melayani masyarakat.
"Beroperasi kembali layani masyarakat," ucapnya.
Bobby juga menyampaikan agar sopir angkot untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes) guna mengantisipasi penyebaran Covid-19.
"Bagi sopir yang belum divaksin, Pemkot Medan memfasilitasi sopir untuk mendapatkan vaksin Covid-19," tukasnya.
Kontributor : M. Aribowo