SuaraSumut.id - Petani di Kabupaten Simeulue, Aceh, memilih tidak memanen dan membiarkan sawit membusuk di pohon. Hal itu dikarenakan harga tandan buah segar (TBS) anjlok hingga Rp 1.100 per kilogram.
Hazairin (57) mengatakan, anjloknya harga membuat dirinya memilih membiarkan buah sawit membusuk.
"Jika dipanen tidak mencukupi biaya panen dan angkutnya. Jadi lebih baik dibicarakan membusuk di pohon," katanya melansir Antara, Senin (16/5/2022).
Ia mengaku, harga buah sawit sudah turun sejak sebulan terakhir. Sebelumnya, harga sawit sempat menyentuh harga Rp 2.700 per kilogram.
Baca Juga:Bencana Tanah Bergerak di Lebak, Rumah Warga Rata dengan Tanah, Ada Atap dan Temboknya Terbelah
"Jatuhnya harga buah sawit ini membuat petani sawit kembali membiarkan kebun mereka dan tidak mengurus lagi," katanya.
Hal sama dikatakan Karda. Ia mengaku, turunnya harga sawit membuat petani kecewa. Buah sawit yang terlanjur dipanen dijual dengan harga murah kepada pengepul.
"Jangankan untung untuk modal saja tidak kembali. Saat ini buah yang ada dibiarkan busuk di batang," kata Karda.
Ia berharap agar harga sawit ini bisa kembali naik ke harga sebelumnya.
"Kami berharap harga buah sawit ini bisa kembali naik, sehingga perekonomian bisa kembali normal," tukasnya.
Baca Juga:Seram! Kisah Susan Sameh Dikirim Kertas Aneh hingga Kesakitan Setiap Malam