Selain itu, kata Ronald, pihaknya tidak melarang masyarakat adat untuk memperjuangkan lahan.
"Sebelum tadi kita turun kita sudah empat kali pertemuan dan mediasi, kami datang ke kampung mereka di Sihaporas," katanya.
Dalam pertemuan itu, Ronald mengatakan, pihaknya juga mendorong Pemda Simalungun untuk segera membentuk tim identifikasi.
"Karena mereka menuntut tim identifikasi status mereka sebagai masyarakat adat. Itu sudah dikerjakan sebenarnya sudah ada progresnya," ungkapnya.
Baca Juga:Berandai Dirinya Jahat, Nathalie Holscher Bakal Minta Separuh Harta Sule saat Cerai
Ronald mengatakan, masyarakat adat tetap memaksa tidak boleh ada orang yang lewat ke lokasi pembibitan TPL.
"Ini sudah satu bulan mereka itu menebang pohon di seputaran jalan menuju tempat mereka itu dan menghalangi tidak bisa dilewati jalan itu. Pohonnya besar-besar, dan itu menutup jalan," jelasnya.
Oleh sebab itu, pihak kepolisian bersama dengan TNI datang ke lokasi untuk membuka akses jalan yang diblokir masyarakat adat.
"Kita persuasif tapi mereka tidak mau mereka bersikeras itu tanah adat mereka, mereka memaksakan kehendak tidak boleh lewat," jelasnya.
Dirinya tidak menampik sempat terjadi kontak fisik antara polisi dengan masyarakat adat.
Baca Juga:Casemiro Tak Sabar Bermain di Liga Inggris Bersama Manchester United
"Memang tadi sempat, ya namanya mau masuk mereka melarang, adalah sedikit kontak fisik tapi tidak ada korban. Kita melakukan sesuai SOP dalam penanganan pengendalian massa," katanya.
Kontributor : M. Aribowo