SuaraSumut.id - Presiden Persiraja Banda Aceh Nazaruddin Dek Gam melaporkan Exco PSSI Arya Sinulingga ke Bareskrim Polri atas tuduhan penghinaan etnis Aceh saat laga melawan Sada Sumut FC.
Mantan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menilai Dek Gam tak ngerti sepakbola. Menurut Edy, urusan sepakbola seharusnya diselesaikan dengan aturan yang berlaku di PSSI.
"Kenapa saya mau ini (buka suara), kenapa kok sampai ke aparat kepolisian ini yang menjadi persoalan di otak saya ini. Ini persoalannya bola kaki di lapangan, itu harusnya ada di wadah PSSI, lalu ada persoalan bicarakan di PSSI itu," kata Edy saat menggelar konferensi pers di Medan, Selasa (28/11/2023).
Pembina PSMS Medan itu mengaku persoalan yang terjadi dalam pertandingan sepakbola tidak serta merta harus dilaporkan ke polisi.
"Tidak bisa begitu, tidak bisa klub dibawa sembarang seperti itu, kecuali ditemukan kemarin ada mafia bola, tapi sudah harus ada bukti, ada saksi, dibentuklah tim untuk menyelesaikan mafia bola, karena arahnya pidana," ucapnya.
Mantan Pangkostrad TNI ini juga tak habis fikir Dek Gam membawa-bawa isu SARA dalam laporannya.
"Terus kalau ini dibawa menjadi ke SARA, saya gak tahu juga pasal apa yang dibuat ini. Wajar seorang suporter membela klubnya, wajar berteriak tetapi tidak boleh ekstrem," cetusnya.
Edy juga membandingkan peristiwa mulai dari pelemparan botol hingga ancaman kekerasan yang dialaminya saat menghadiri laga PSMS Medan vs Persiraja Banda Aceh beberapa waktu lalu.
"Saya protes pada tempatnya. Saya lakukan ini pada tempatnya, saya tidak melaporkan kepada kepolisian. Walaupun saya sendiri dilempar, ada pemain bola saya dipukul, saya laporkan ke Komdis, saya laporkan ke PSSI, mudah-mudahan PSSI menangani hal ini," jelasnya.
Kembali ke persoalan Dek Gam yang melaporkan Arya Sinulingga karena ditegur menghadiri pertandingan, Edy mengaku menyaksikan hal tersebut.
"Dan kejadian kemarin saya duduk di samping beliau ini, tidak ada urusan SARA dan saya menganggap wajar beliau emosi karena membela klubnya. Kalau beliau tidak emosi berarti kelainan jiwa, orang klubnya dia yang bikin," imbuhnya.
Oleh sebab itu, Edy tampak gusar melihat kondisi sepakbola yang terus gaduh dan bahkan melebar ke isu SARA serta berujung ke kepolisian.
"Kalau ada membuat sesuatu di luar PSSI berarti sudah ada niat yang tak baik, bukan berbicara lagi pembinaan sepak bola," jelasnya.
"Kalau ada masalah di pertandingan ya laporkan ke PSSI, mau bagian apa, wasit ada, semua lengkap. Kalau sudah sampai di Bareskrim, saran saya hadapi," sambungnya.
Laporan tersebut dinilai sebagai ciri orang tidak memahami sepakbola. Edy meminta agar orang yang tidak paham sepakbola tidak ikut mengurusi sepakbola.
"Beginilah kalau orang tidak ngerti bola ya jangan ikut-ikut ngurusin bola. Karena gak ngerti, ya jadi kayak ginilah jadi semuanya," katanya.
Kontributor : M. Aribowo