Paguyuban Sinar Mas Medan Rayakan Hari Ibu dengan Berbagi Sembako

Kegiatan ini sebagai bentuk kasih sayang dan penghargaan terhadap ibu-ibu yang berjuang membantu ekonomi keluarganya.

Suhardiman
Sabtu, 23 Desember 2023 | 00:18 WIB
Paguyuban Sinar Mas Medan Rayakan Hari Ibu dengan Berbagi Sembako
Paguyuban Sinar Mas Medan Rayakan Hari Ibu dengan Berbagi Sembako. [Ist]

SuaraSumut.id - Peringatan Hari Ibu (PHI) setiap tanggal 22 Desember menjadi momen yang istimewa. Paguyuban Sinar Mas Medan (PSM) berpartisipasi dalam peringatan ini dengan membagikan paket sembako di seputaran jalan Kota Medan.

Kegiatan ini sebagai bentuk kasih sayang dan penghargaan terhadap ibu-ibu yang berjuang membantu ekonomi keluarganya.

"Sasaran kita adalah para ibu yang bekerja sebagai kebersihan jalan," kata Ketua Paguyuban Sinar Mas, Junaidi Sitorus.

Paket sembako tersebut berisi beras, telur, minyak goreng, gula, dan teh. Dirinya berharap sembako itu dapat memberikan manfaat bagi pekerja kebersihan jalan.

Diketahui, sejarah Hari Ibu di Indonesia memiliki akar yang dalam pada gerakan perempuan dan pembangunan masyarakat. Peran aktif para perintis pergerakan perempuan telah menjadi fondasi bagi keterlibatan dan kontribusi perempuan di berbagai sektor selama periode pembangunan di Indonesia.

Berikut ini sejarah singkatnya seperti dikutip dari situs KOWANI:

Pada tanggal 28 Oktober 1928, Kongres Pemoeda mengucapkan Sumpah Persatuan dan Kesatuan, yang menjadi cikal bakal semangat pergerakan wanita Indonesia. Langkah signifikan berikutnya adalah penyelenggaraan Kongres Perempoean Indonesia pertama pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta, yang mengusung tema menggalang persatuan antara organisasi wanita yang pada saat itu bergerak secara independen.

Kongres tersebut menandai terbentuknya badan federasi organisasi wanita mandiri dengan nama "Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia" (PPPI).

PPPI kemudian mengalami perubahan nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Isteri Indonesia (PPII) pada tahun 1929 dan kemudian menjadi Kongres Perempoean Indonesia pada tahun 1935. Pada tahun 1946, organisasi ini berganti nama menjadi Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), yang masih digunakan hingga saat ini.

Penting untuk dicatat bahwa tanggal 22 Desember yang menjadi tonggak sejarah pergerakan wanita Indonesia, diputuskan sebagai "Hari Ibu" dalam Keputusan Kongres Perempoean Indonesia III tahun 1938 di Bandung.

Keputusan ini kemudian didukung oleh Keputusan Presiden RI No. 316 tanggal 16 Desember 1959, menjadikannya sebagai Hari Nasional, meskipun bukan hari libur.

Selama perjalanannya, KOWANI telah mengalami transformasi dan perkembangan yang signifikan. Melalui berbagai kongres yang diadakan sejak tahun 1928, KOWANI telah membahas isu-isu penting seperti pendidikan, sosial budaya, ekonomi, tenaga kerja, dan politik, yang tetap menjadi program utama hingga saat ini.

KOWANI juga telah meneguhkan Visi dan Misi secara tertulis sebagai upaya mempertahankan semangat, tujuan pokok, dan tugas utama yang dicetuskan oleh Kongres Perempoean Indonesia pertama.

Dengan fokus pada berbagai aspek kehidupan, KOWANI memiliki program-program penting seperti pendidikan, kesehatan, supremasi hukum dan konstitusi, kesejahteraan rakyat, harkat dan martabat bangsa, lingkungan hidup, hak asasi manusia (HAM), kesetaraan dan keadilan gender.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini