SuaraSumut.id - Dalam kunjungan Bobby Nasution ke Hamparan Perak, Deli Serdang, baru-baru ini, terungkap keluhan masyarakat terkait janji yang belum direalisasikan oleh Edy Rahmayadi. Warga yang berasal dari 20 desa, termasuk Desa Klambir Lima Kebun dan Tandem Hilir, menghadiri acara kampanye yang diinisiasi oleh Relawan Memenangkan Bobby (RAMBO).
Salah satu tokoh masyarakat, Arianto mengungkapkan bahwa mereka telah berulang kali meminta perbaikan jalan dan jembatan Titi Payung yang hampir rubuh, tetapi hanya mendapat janji tanpa realisasi.
Dirinya meminta kepada Bobby Nasution jika terpilih nanti agar memperhatikan jembatan Titi Payung yang saat ini hampir rubuh. Sebab, setiap hari dilalui truk dengan berat 40 ton sampai 50 ton.
"Kami minta secepatnya memperhatikan jalan dan jembatan begitu terpilih nanti," katanya.
Sementara itu, Bobby Nasution mengatakan siap memberikan kinerja bukan sebaliknya hanya penuh janji.
"Kami menyampaikan program pemerintah bila nanti kami diberi amanah. Program ini yang kami kerjakan, bukan sekadar janji," ujar Bobby.
Program tersebut disampaikan agar para masyarakat punya pandangan rasional dalam memilih calon pemimpinnya. Program ini merupakan penyelesaian permasalahan yang dikeluhkan masyarakat selama ini.
"Saya pada kontestasi Pilgubsu ini mencalonkan diri. Apa yang sampaikan ini bukan janji politik. Tapi, program yang akan kami laksanakan bila terpilih nanti. Jadi ibu ibu paham mana yang harus dipilih nanti," ungkap Bobby.
"Pemimpin itu harus bisa menepati janji. Jangan pas kampanye ngomongnya enak. Panjang kali lebar. Tapi, setelah 27 November banyak alasan. Buang bola. Banyak alasan.Calon pemimpin itu harus menyampaikan program yang relevan, bukan asal bicara saja," sambung Bobby.
Dalam acara yang berlangsung dengan penuh suasana kekeluargaan itu, Bobby sedikit memaparkan apa yang telah dilaksanakannya begitu dipercaya menjadi Walikota Medan.
Dalam waktu tiga tahun memimpin Kota Medan sebagian besar program yang disampaikan saat kampanye telah terlaksana. Begitu juga nanti bila dipercaya menjadi Gubernur Sumatera Utara
"Program kami tidak muluk muluk bila diberi amanah. Di Medan kami membuat satu prgram UHC. Warga Medan berobat gratis cukup membawa KTP. Bahkan, warga Medan sudah bisa berobat di rumah sakit yang berada di luar kota Medan atau seluruh Indonesia secara gratis dengan membawa KTP," jelasnya.
"Bila kami dipercaya memimpin Sumatera Utara, program ini akan kami lakukan. Bahkan, saya yakin dengan waktu tiga tahun warga Sumut bisa berobat gratis dengan hanya membawa KTP. Sebab, anggaran yang dikelola cukup untuk melaksanakan program tersebut," tegasnya.
Program ini sudah berjalan dan memberikan manfaat besar kepada masyarakat. Bahkan, sebulan program tersebut berjalan warga Medan bertambah. Sebab, warga yang berada di perbatasan kota Medan ramai ramai mengurus KTP Medan agar bisa berobat gratis. Bahkan, jika gubernur bisa berkolaborasi dengan bupati, maka maksimal duan tahun sudah bisa terlaksana.
"Jadi, jangan jadi pemimpin itu banyak melempar bola. Program ini sengaja ssya sampaikan agar ibu tahu siapa yang ibu pilih 27 November 2024 nanti untuk bupati dan gubernurnya," katanya.
Begitu juga untuk infrastruktur, khusunya jalan. Pasangan Surya itu mengatakan, hampir setengah masyarakat tidak paham status jalan. Mereka tidak paham mana punya pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Masyarakat hanya tahu jalan itu milik pemerintah.
Bahkan, saat kampanye calon kepala daerah itu berjanji semua jalan akan diperbaiki. Tidak ada membedakan. Begitu terpilih, mereka lupa dan banyak alasan ketika diminta untuk memperbaiki.
"Begitu terpilih bilangnya bukan tanggung jawab mereka. Malah diperkecil. Salahkan Mulyono, salahkan Jokowi. Waktu Pak Jokowi bangun tol langsung mengklaim ikut andil membantu," cetus Bobby.
Bobby juga menuturkan bagaimana sulitnya ketika Pemkot Medan mengajak pemerintah provinsi berkolaborasi dalam mengatasi banjir, mulai dari mengatasi drainase dan sungai. Saat itu Medan sedang dalam kondisi banjir parah.
Namun, karena harus bertanggungjawab kepada masyarakat, mereka bersusah payah mengatasi persoalan itu. Sekarang ini hasilnya jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Gubernur Sumut itu diberi amanah mengelola anggaran sebesar Rp 14 triliun setiap tahun. Katakanlah setengahnya digunakan untuk gaji ASN. Makan, tersisa sekitar Rp 7 triliun. Bila dikelola selama lima tahun, maka jumlahnya Rp 35 triliun. Kalau punya kemauan, harusnya jembatan bisa diperbaiki. Jalan tidak berlombang. Ini hanya janji. Mungkin dia lupa. Kalau infrastruktur rusak, perekonomian begitu begitu saja. Buk, saya bangun Jembatan Sicanang. Sebelum saya jembatan itu sudah empat kali ambruk. Sekarang sudah berdiri karena saya punya kemauan dan tanggung jawab atas anggaran yang kami kelola," ucapnya.
Bobby mengingatkan kepada masyarakat yang hadir untuk tidak menjelekkan pasangan lain. Pilkada ini dihadapi dengan suasana senang dan santai. Tidak perlu ribut satu sama lain.