SuaraSumut.id - Tim BPBD gabungan mendirikan lima tenda pengungsian untuk menampung sekitar 5.623 korban banjir di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut). Warga dievakuasi ke tenda pengungsian setelah rumah mereka terendam banjir akibat hujan deras dan luapan sungai Asahan pada Jumat (1/11/2024) malam.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, tenda-tenda tersebut ditempatkan di lokasi strategis oleh BPBD Asahan untuk membantu warga Desa Sei Dua Hulu dan Simpang Empat, Kecamatan Simpang Empat. Kawasan tersebut yang terdampak oleh banjir di Kabupaten Asahan.
Berdasarkan laporan tim petugas gabungan, kata Abdul Muhari, banjir merendam sekitar 1.427 unit rumah dengan ketinggian air mencapai 30 hingga 50 sentimeter. Banjir juga merusak sejumlah infrastruktur di wilayah tersebut.
"Pusdalops BNPB mengonfirmasi bahwa banjir ini turut merusak enam jembatan, dua fasilitas ibadah, serta sejumlah ruas jalan di Kecamatan Simpang Empat," ujar Abdul Muhari, Sabtu (2/11/2024).
Seiring dengan mulai menyusutnya air, beberapa warga telah meninggalkan tenda pengungsian untuk kembali ke rumah masing-masing. Namun, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada menghadapi kemungkinan banjir susulan.
"Masyarakat Asahan diharapkan siap siaga dengan langkah antisipasi seperti mempersiapkan stok logistik makanan dan menyimpan dokumen penting di tempat aman," jelas Abdul.
Menurut Abdul, Kabupaten Asahan diperkirakan masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dalam beberapa hari ke depan. Kabupaten Asahan termasuk salah satu daerah di Sumatera Utara yang rawan mengalami banjir dengan ketinggian air bisa mencapai 1,5 hingga 2 meter.
Selama tiga bulan terakhir, Pusdalops BNPB mencatat bahwa sejumlah kecamatan di Kabupaten Asahan, seperti Tanjung Balai, Teluk Dalam, Tinggi Raja, Simpang Empat, Sei Dadao, dan Silau Laut, sering terdampak banjir berulang. (antara)