Langkah ini dinilai strategis untuk mempermudah arus kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke Danau Toba.
Dengan tersedianya akses transportasi yang lebih cepat, nyaman, dan langsung menuju kawasan wisata, waktu tempuh dari kota-kota besar seperti Medan atau bahkan dari negara tetangga akan semakin singkat.
Hal ini diharapkan mampu meningkatkan frekuensi kunjungan serta memperluas jangkauan pasar wisata Danau Toba.
Direktur Utama BPODT, Jimmy Bernando Panjaitan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan visi pengembangan Danau Toba sebagai destinasi pariwisata unggulan.
"Kami menyadari bahwa pengembangan infrastruktur transportasi yang terintegrasi dan berkelanjutan sangat krusial untuk meningkatkan daya saing Danau Toba di kancah internasional. Kolaborasi antara BPODT, Pemprov Sumut, dan Kemenhub merupakan langkah strategis untuk mewujudkan quality tourism di Danau Toba," kata Jimmy.
Jimmy menjelaskan bahwa sejatinya sesuai dengan arahan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menko Maritim dan Investasi, inisiasi pengembangan transportasi udara berbasis perairan ini telah dirintis oleh BPODT sejak 2023 lalu, melalui kerja sama dengan Akademi Penerbang Indonesia (API) Banyuwangi.
Awalnya kerja sama ini mencakup uji coba dan perumusan strategi penguatan atraksi wisata berbasis seaplane komersil di Danau Toba, yang diharapkan menjadi ikon transportasi sekaligus daya tarik unggulan di kawasan destinasi super prioritas tersebut.
Dengan berbagai inisiatif dan kolaborasi yang dilakukan, BPODT dan Pemprov Sumut optimis bahwa pengembangan sektor transportasi di Danau Toba akan memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal dan memperkuat posisi Danau Toba sebagai destinasi pariwisata kelas dunia.
Jimmy juga berharap ke depan, delapan kabupaten yang berada di sekitar Danau Toba dapat memiliki paket tour penerbangan wisata bersama seaplane.
Sehingga distribusi kunjungan wisatawan dapat merata dan potensi lokal di setiap daerah bisa terangkat secara optimal.