- Pemprov Papua Tengah menerapkan program sekolah gratis bagi 24.481 siswa SMA/SMK di delapan kabupaten
- Sekolah gratis akan diperluas ke jenjang SD dan SMP pada 2026
- Pemprov menyiapkan pembangunan sekolah sepanjang hari (SSH) gratis
SuaraSumut.id - Bayangkan seorang anak di pelosok Papua yang setiap hari harus berjalan berjam-jam menuju sekolah, dengan seragam lusuh dan perut kosong.
Meski penuh keterbatasan, semangat belajarnya tak pernah padam. Tahun 2025 ini, harapannya terjawab.
Pemerintah Provinsi atau Pemprov Papua Tengah resmi menerapkan program sekolah gratis bagi 24.481 siswa SMA/SMK di delapan kabupaten.
Jumlah tersebut berasal dari 124 sekolah, terdiri dari 31 SMA negeri, 40 SMA swasta, 17 SMK negeri, dan 36 SMK swasta.
Bagi banyak keluarga, kebijakan ini bukan sekadar angka. Ini adalah napas baru, sekaligus bukti nyata bahwa pendidikan di Papua kini menjadi hak yang setara bagi semua.
"Program sekolah gratis ini merupakan langkah pemerintah daerah meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua Tengah," kata Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa, melansir Antara, Rabu 17 September 2025.
Sekolah gratis akan diperluas ke jenjang SD dan SMP pada 2026. Hal ini bentuk komitmen pemerintah daerah dalam mendorong pemerataan akses pendidikan.
"Kami investasi besar di sektor pendidikan. Targetnya dalam tiga tahun, semua jenjang pendidikan sudah berjalan gratis,” ujarnya.
Saat ini, siswa penerima program pendidikan gratis berasal dari 31 SMA negeri, 40 SMA swasta, 17 SMK negeri, dan 36 SMK swasta yang tersebar di delapan kabupaten se-Papua Tengah.
Meliputi, Kabupaten Deiyai, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Mimika, Kabupaten Nabire, Kabupaten Paniai, Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Puncak Jaya.
"Tahun ini siswa penerima program pendidikan gratis berasal dari 124 sekolah di delapan kabupaten," ucap Meki.
Pemprov juga sementara menyiapkan pembangunan sekolah sepanjang hari (SSH) gratis, sebagai alternatif mengatasi angka putus sekolah di Papua Tengah.
Kabupaten Mimika, Paniai, dan Nabire masing-masing dua sekolah. Kemudian, Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Intan Jaya, Deiyai, dan Dogiyai masing-masing satu sekolah.
"Operasional SSH sampai pukul 15:00 WIT, seluruh makan ditanggung, karena kami mau melihat generasi muda tumbuh cerdas," jelasnya.
Pemprov mengalokasikan anggaran beasiswa bagi anak-anak orang asli Papua (OAP) maupun bukan OAP yang akan melanjutkan pendidikan tinggi di Timika dan Nabire.