Masyarakat Adat Sihaporas Diserang Pekerja PT Toba Pulp Lestari Saat Berladang, Warga Terluka

Usai disebut menyerang warga, petugas PT TPL seolah hendak mengusir keberadaan warga di lokasi dengan cara kekerasan.

Suhardiman
Senin, 22 September 2025 | 16:56 WIB
Masyarakat Adat Sihaporas Diserang Pekerja PT Toba Pulp Lestari Saat Berladang, Warga Terluka
masyarakat adat di Sumatera Utara terluka
Baca 10 detik
  • Konflik agraria kembali meletus di Desa Sihaporas, Simalungun, Sumut, Senin (22/9/2025)
  • Menurut AMAN Tano Batak, pekerja TPL mengenakan seragam hitam lengkap dengan parang, stik setrum, dan tameng
  • Masyarakat adat Sihaporas menegaskan tanah itu warisan leluhur 11 generasi sejak awal 1800-an.

SuaraSumut.id - Konflik agraria kembali pecah Desa Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut), Senin 22 September 2025.

Ratusan security PT Toba Pulp Lestari (TPL) diduga menyerang masyarakat Sihaporas yang sedang berladang. Kejadian ini mengakibatkan 4 orang warga mengalami luka-luka.

Keempat warga yang mengalami luka-luka yakni seorang perempuan berinisial DL (34), dan tiga orang laki-laki yakni SA (63), PS (55), dan ES (44).

Hengky Manalu dari Biro organisasi AMAN Tano Batak mengatakan ratusan pekerja dan security PT TPL memakai baju serba hitam menyerang masyarakat adat yang sedang berladang.

Baca Juga:Tukang Becak Ditemukan Tewas di Simalungun Diduga karena Asam Lambung Akut

"Mereka melengkapi diri dengan persenjataan parang (pisau) bengkok, alat-stik setrum, batang kayu, helm berkaca penutup wajah, tameng rotan dan sepatu lars. Ratusan pekerja PT TPL ini menumpang sekitar 10 mobil, mobil truk tujuh dan tiga mobil pribadi," ujarnya dalam keterangan resmi.

Hengky menjelaskan sesampainya di lokasi, para petugas PT TPL langsung menyebur warga masyarakat adat yang tergabung dalam Lembaga Adat Keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita (Lamtoras) di Posko Buntu Pangaturan.

"Warga yang berjaga, terutama ibu-ibu menjadi kena pemukulan. Berdasarkan video yang dibagikan pengurus Lamtoras, tampak pekerja TPL memukuli warga," katanya.

Usai disebut menyerang warga, petugas PT TPL seolah hendak mengusir keberadaan warga di lokasi dengan cara kekerasan.

"Hingga siang petugas TPL masih berada di lapangan," katanya.

Baca Juga:Mengenal Rumah Bolon Purba, Warisan Budaya Batak Simalungun yang Sarat Filosofi

Masyarakat adat Sihaporas stelah menghuni dan mewarisi tanah leluhur secara turun-temurun 11 generasi.

Leluhur mereka, Martua Boni Raja atau Ompu Mamontang Laut Ambarita ‘mamukka huta’memulai perkampungan sekitar awal tahun 1800.

Masyarakat Sihaporas bukan penggarap. Bukan pendatang. Buktinya, terdapat tujuh orang pejuang Veteran Kemerdekaan RI (LVRI).

Penjajah Belanda pernah menggunkan tanah Sihapoas untuk kebun ubi dan tanaman pinus. Dan Belanda menerbitkan Peta Enclavetahun 1916 (29 tahun sebelum Indonesia Merdeka).

Kini, masyarakat adat Sihaporas mengalami konflik dengan PT TPL yang sudah sering berakhir dengan kericuhan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini