- Aceh Barat dilanda banjir akibat luapan sungai.
- Sebanyak 1.003 jiwa terdampak di empat kecamatan.
- BPBD dan Pemkab menyiapkan bantuan dan evakuasi darurat.
SuaraSumut.id - Aceh Barat dilanda banjir akibat luapan sungai. Berdasarkan laporan BPBD Aceh Barat, hingga Rabu 22 Oktober 2025, sebanyak 1.003 jiwa atau 285 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di sejumlah kecamatan. Tinggi air dilaporkan mencapai 30 sentimeter.
"Tingginya intensitas curah hujan tinggi menjadi pemicu utama terjadinya banjir luapan di sejumlah kecamatan di Aceh Barat," kata Plt Kepala BPBD Aceh Barat, Teuku Ronal, melansir Antara, Kamis 23 Oktober 2025.
Penyebab terjadinya banjir karena naiknya debit air sungai seperti Krueng Meureubo dan Krueng Woyla, sehingga berdampak ke areal permukiman masyarakat.
Adapun kecamatan yang terdampak banjir, yaitu Kecamatan Johan Pahlawan, Kecamatan Meureubo, Kecamatan Arongan Lambalek, serta Kecamatan Bubon.
Banjir di Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat menyebabkan warga Desa/Gampong Suak Indrapuri terdampak sebanyak 103 kepala keluarga (KK) atau 338 jiwa.
Desa Suak Ribee menyebabkan 15 kepala keluarga atau 38 jiwa, dan untuk Desa Kuta Padang dan Ujong Baroh masih dilakukan pendataan.
Di Kecamatan Meureubo, banjir menyebabkan 20 KK atau 60 jiwa warga Desa Langung terdampak, kemudian di Desa Peunaga banjir menyebabkan 20 KK atau 65 jiwa terdampak. Sedangkan untuk Desa Pasi Mesjid, Penaga Paya, dan Ranto Payang Timur juga masih dilakukan pendataan.
Banjir di Kecamatan Arongan Lambalek juga menyebabkan sebanyak 107 KK atau 342 jiwa warga Desa Gunong Pulo terdampak banjir luapan, dan di Desa Karang Hampa sebanyak 40 KK atau 150 jiwa juga terdampak banjir.
"Untuk Kecamatan Bubon banjir melanda Desa Alue Lhok dan Desa Layung, serta jalan lintas kecamatan. Untuk jumlah jiwa terdampak juga masih dalam pendataan," ujarnya.
Pihaknya telah mengerahkan tim pemantauan ke sejumlah lokasi bencana, guna memastikan dampak banjir yang terjadi di empat kecamatan di Aceh Barat.
Pemkab Aceh Barat mengimbau masyarakat agar menghindari aktivitas di sekitar sungai dan memantau peringatan cuaca dari BMKG.
"Bantuan logistik dan evakuasi siap dikerahkan jika situasi di lapangan membutuhkan bantuan darurat," katanya.