- Konser Panggung Sumpah Pemuda 2025 di Banda Aceh gagal digelar karena lapangan konser digembok Dispora Aceh.
- Biaya sewa lapangan panahan mencapai Rp700 juta dan dianggap tidak wajar oleh panitia.
- Panitia menyebut acara bersifat edukatif dan dakwah, serta menegaskan konser hanya ditunda, bukan dibatalkan.
"Kita juga sudah duduk dengan ormas, MPU kami telah menjalani itu semua. Kami selesaikan dengan ulama dulu, setelah semua sudah oke, baru kami berjalan izin lainnya," jelasnya.
Kegiatan ini sebenarnya juga bagian dari dakwah kepada anak muda Aceh agar tidak terjerumus atau menghindari narkotika, karena itu disiapkan sesi khusus kampanye pencegahan narkoba.
Langkah ini penting mengingat rata-rata yang terjerat narkoba itu anak muda berusia 15-35 tahun, dan Aceh merupakan jalur transit internasional narkotika. Kehadiran Slank dan D'Masiv sebenarnya hanya untuk mengundang orang datang ke acara.
"Dengan cara-cara seperti ini lah kita bisa berdakwah kepada anak-anak, ini adalah jalan yang menurut kami paling bisa diterima oleh mereka. Lalu, kami menggembar-gemborkan Slank dan D'Masiv agar semua orang datang," katanya.
Steffy kembali menegaskan bahwa kegiatan ini tidak dibatalkan, tetapi ditunda sampai nantinya ada perkembangan terbaru. Mengingat, biaya yang sudah dikeluarkan untuk persiapan juga cukup besar.
"Terkait event ini ditunda atau dibatalkan, kami menganggap ini ditunda, biaya dua kali gagal event itu yang kami keluarkan tidak sedikit," cetusnya.
Berdasarkan informasi yang diterima, Pemerintah Aceh berencana melakukan rapat mengenai pelaksanaan konser di Aceh.
"Jadi kami menunggu hasil keputusan, tergantung keputusan pemerintah Aceh. Kalau konser itu diperbolehkan, Insya Allah kami akan menentukan tanggal berikutnya, kami harap mendapatkan support," katanya.