Harimau Sumatera yang Direlokasi Mati, Ini Penyebabnya

Keputusan merelokasi satwa liar ke Lembah Hijau Lampung diambil untuk menjaga keselamatan satwa dan masyarakat.

Suhardiman
Minggu, 09 November 2025 | 13:26 WIB
Harimau Sumatera yang Direlokasi Mati, Ini Penyebabnya
Petugas gabungan saat mengevakuasi Harimau Sumatera yang masuk ke dalam kandang jebak di Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat, Rabu. (ANTARA/Riadi Gunawan)
Baca 10 detik
  • Harimau Sumatera jantan mati karena pendarahan otak di Lembah Hijau Lampung.
  • Harimau tersebut sebelumnya terluka akibat jerat dan kehilangan dua jari kaki.
  • Pemindahan dilakukan untuk keselamatan harimau dan perawatan medis yang memadai.

SuaraSumut.id - Seekor harimau sumatera liar yang baru direlokasi ke Lembah Hijau Lampung, ditemukan mati akibat pendarahan otak.

Seekor harimau sumatera yang baru direlokasi ke Lembah Hijau Lampung, ditemukan mati akibat pendarahan otak.

Kepastian penyebab kematian harimau itu diketahui setelah dokter hewan BKSDA melakukan nekropsi atau bedah bangkai pada Jumat 7 November pukul 19.40 WIB.

"Kesimpulannya harimau jantan itu mengalami pendarahan di otak akibat benturan benda tumpul yang menyebabkan kematian otak (brain death)," kata Kepala BKSDA Bengkulu Himawan Sasongko, melansir Antara, Minggu 9 November 2025.

Harimau Sumatra jantan dengan ID 13 RL dievakuasi pada 29 Oktober 2025 dari Talang Kali Pasir, Pekon Sukabumi, Lampung Barat.

Harimau yang dievakuasi ditemukan dalam kondisi terluka, diduga akibat perburuan, dengan bekas jerat di pinggang dan dua jari kaki kanan depan putus.

Keputusan merelokasi satwa liar ke Lembah Hijau Lampung diambil untuk menjaga keselamatan satwa dan masyarakat.

Selain itu, pemindahan juga bertujuan agar harimau itu mendapat perawatan medis yang memadai di Lembah Hijau. Selama dalam pengawasan di PPS Lampung, lanjutnya, harimau tersebut menunjukkan perilaku agresif.

"Satwa berhasil masuk ke kandang perawatan, namun sesaat kemudian harimau menunjukkan perilaku sangat agresif dengan membenturkan kepalanya ke bagian dinding dan pintu kandang perawatan berulang sebanyak tiga kali," katanya.

Akibatnya, pada benturan yang ketiga harimau terjatuh diikuti kejang-kejang serta tidak lagi menunjukkan respon gerak. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter hewan, harimau dinyatakan telah mati.

"Kami memastikan bahwa seluruh proses penanganan dilakukan sesuai dengan prosedur medis dan standar kesejahteraan satwa yang berlaku," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini