2 Korban Longsor di Taput-Tapsel Ditemukan Meninggal Dunia

Usai ditemukan, korban kemudian diserahkan kepada pihak terkait dan keluarga. Sedangkan satu korban lagi dalam pencarian.

Suhardiman
Senin, 01 Desember 2025 | 11:16 WIB
2 Korban Longsor di Taput-Tapsel Ditemukan Meninggal Dunia
Tim SAR gabungan mengevakuasi jasad korban. [dok Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan]
Baca 10 detik
  • Tim SAR gabungan menemukan dua korban meninggal dunia akibat longsor di Taput dan Tapsel, Sumatera Utara.
  • Satu korban tewas di lokasi PLTM Taput, sementara korban kedua perempuan tanpa identitas ditemukan di Batang Toru.
  • Operasi pencarian korban lain terkendala material besar, lumpur tebal, dan cuaca buruk; tim gunakan alat manual.

SuaraSumut.id - Tim SAR gabungan menemukan dua korban longsor dari dua lokasi berbeda di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) dan Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara.

Kedua korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Petugas menemukan Wilvilton Hutasoit (30) kemarin sekira pukul 15.30 WIB.

Wilvilton merupakan korban tanah longsor di area proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), Kecamatan Aek Sibundong, Taput.

"Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan Hery Marantika, Senin 1 Desember 2025.

Usai ditemukan, korban kemudian diserahkan kepada pihak terkait dan keluarga. Sedangkan satu korban lagi dalam pencarian.

"Kami memohon doa dan dukungan agar proses pencarian satu korban lainnya dapat segera membuahkan hasil," ujar Hery.

Petugas juga menemukan satu korban longsor di Kecamatan Batang Toru. Jasad yang ditemukan berjenis kelamin perempuan yang saat masih dalam proses identifikasi.

"Korban berjenis kelamin perempuan tanpa identitas ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah tertimbun material longsor," ujarnya.

Petugas terus menyisir lokasi-lokasi longsor untuk mencari korban lainnya. Dirinya mengaku ada kendala yang dialami petugas, yakni material longsor berupa batu besar, lumpur tebal, pepohonan, serta aliran air dari tebing membuat area pencarian sangat berisiko.

Beberapa titik masih mengalami pergerakan tanah yang memaksa tim untuk bekerja ekstra hati-hati. Cuaca yang tidak menentu dan curah hujan yang masih tinggi juga menambah tantangan dalam operasi.

Tim SAR menggunakan peralatan manual seperti cangkul, sekop, dan chainsaw, mengingat alat berat belum sepenuhnya dapat menjangkau lokasi terdampak karena akses tertutup material longsor.

Kontributor : M. Aribowo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak