- Seorang wanita berinisial FS dibunuh di Medan; Polisi menetapkan anak perempuannya berinisial AI (12) sebagai pelakunya.
- Motif utama AI adalah sakit hati akibat melihat korban memukul kakak dan sering memarahi anggota keluarga lainnya.
- AI menikam korban 26 kali, terobsesi dengan adegan pembunuhan dari game dan serial anime yang ia tonton.
SuaraSumut.id - Kasus pembunuhan yang dialami seorang wanita berinisial FS (42) di Jalan Dwikora, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), akhirnya terkuak.
Polisi menetapkan anak perempuan korban berinisial AI (12) sebagai pelaku dalam peristiwa berdarah tersebut. Polrestabes Medan mengungkap motif AI melakukan aksinya karena sakit hati atas perlakuan sang ibu.
"Motifnya terkait dengan amarah si anak melihat kakaknya pada saat tanggal 22 dipukuli menggunakan ikat pinggang, sapu dan lain-lain. Ada memar di kaki, betis, dan bagian tangannya yang sangat biru," kata Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak, pada Senin, 29 Desember 2025.
Selain itu, AI juga kerap menyaksikan korban memarahi dirinya, kakaknya, bahkan ayahnya.
“Di situ dia juga melihat korban ini berkali-kali memarahi dirinya, memarahi kakaknya, dan bahkan memarahi bapaknya,” lanjut Kapolrestabes Medan.
Ia mengakui, kondisi tersebut memperberat posisi sang ayah dalam perkara ini. Hal itu diperkuat oleh keterangan saksi-saksi di sekitar lingkungan tempat tinggal keluarga.
“Memang posisi ini tidak menguntungkan untuk si bapak. Karena keterangan dari tetangga dan rekan-rekan bapaknya menjelaskan bahwa status keduanya memang tidak harmonis,” kata Jean Calvijn.
Dari sisi tempat tinggal, polisi juga menemukan adanya pemisahan ruang dalam rumah tersebut.
“Posisinya, bapaknya tinggal di lantai dua, sementara ibu atau istrinya dan anak-anak tinggal di lantai satu,” jelasnya.
Sakit Hati Game Dihapus
Lebih lanjut, AI juga sakit hati pada ibunya karena salah satu aplikasi game onlinenya sempat dihapus.
"Obsesi pelaku (melakukan KDRT) menggunakan pisau karena terobsesi dengan game murder mistery pada session Kills others yang menggunakan pisau," kata Calvijn.
"Serta menonton serial anime DC episode 271 saat adegan pembunuhan menggunakan pisau. Si adik (pelaku) menikam ibunya dengan 26 kali tusukan di tubuh," sambungnya.
Selama proses hukum berjalan, kepolisian memastikan pemenuhan hak dan kebutuhan dasar anak tetap menjadi prioritas.
“Selama berlangsungnya proses ini, kebutuhan mendasar kami berikan dengan baik. Karena itu kami juga mengundang pendamping-pendamping yang ahlinya, ada psikolog, Bapas, pekerja sosial, Dinas Sosial, dan Dinas Pendidikan,” pungkas Calvijn.