- Seorang siswi SMP berinisial ZR (15) ditemukan tewas di perkebunan Simalungun pada Minggu (28/12/2025) sore.
- Polisi menangkap pelaku AH (15) hanya empat jam setelah penemuan jasad korban.
- Pelaku mengaku membunuh korban karena kesal setelah korban meminta uang untuk obat aborsi.
SuaraSumut.id - Seorang siswi SMP berinisial ZR (15), di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menjadi korban pembunuhan. Pihak kepolisian pun menangkap pelaku AH (15). Pelaku ditangkap 4 jam setelah peristiwa terungkap.
"Ini adalah masterpiece investigasi kriminal. Tim Jatanras kami menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengungkap kasus ini. Dari penemuan mayat hingga penangkapan pelaku, prosesnya hanya memakan waktu sekitar 4 jam," kata Kasi Humas Polres Simalungun AKP Verry Purba, Selasa, 30 Desember 2025.
Kasus pembunuhan ini terungkap pada Minggu, 28 Desember 2025 sore. Dua orang saksi yang baru pulang mancing curiga melihat kerumunan lalat hijau di area perkebunan PT Bridgestone, Blok Z 24.
Saat didekati, ada jasad remaja perempuan berpakaian hijau dalam posisi telungkup. Penemuan ini dilaporkan kepada pihak kepolisian.
Tak lama kemudian, Tim Inafis dan Polsek Serbelawan tiba di lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Dari lokasi diamankan satu unit HP, uang Rp11.000, dan dua batang kayu ubi yang diduga alat pembunuhan," ujarnya.
Suasana di lokasi sempat mencekam saat seorang ayah datang berteriak histeris "Anakku! Anakku!". Setelah mayat ditelentangkan, identitas korban terkonfirmasi sebagai ZR, siswi kelas 9 SMP Negeri 2 Tapian Dolok.
Jasad korban kemudian dibawa ke RSU Djasamen Saragih Pematangsiantar untuk autopsi. Sambil menunggu hasil autopsi, petugas membangun profil pelaku melalui wawancara tiga orang saksi.
Pada pukul 19.30 WIB, petugas menangkap AH (15) dari rumah kakak kandungnya di Huta Pondok Burian, Nagori Nagur Usang.
Korban Dipukul Pakai Batu hingga Ditusuk
Hasil interogasi, pelaku mengaku perbuatannya. Ia mencekik korban dari belakang, memukul kepala dengan batu 5 kali.
Selain itu, pelaku memukul pundak dan punggung dengan kayu ubi 5 kali, lalu menusuk tubuh korban dengan pisau hingga 10 tusukan.
Motif pelaku melakukan aksinya dipicu oleh masalah asmara dan kehamilan. Pelaku mengaku kesal karena korban meminta uang untuk membeli obat aborsi.
"Motif ini sangat tragis. Dua remaja yang seharusnya fokus belajar, justru terlibat dalam kasus yang sangat serius. Ini menjadi pelajaran penting tentang pengawasan orang tua terhadap pergaulan anak," katanya.
Kontributor : M. Aribowo