Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 01 November 2020 | 18:09 WIB
Politikus PDIP Dewi Tanjung melaporkan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan ke polisi, atas dugaan penyebaran berita bohong. [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]

SuaraSumut.id - Politikus PDI Perjuangan, Dewi Tanjung kembali membuat cuit kontroversial. Kali ini terkait seruan boikot produk Prancis.

Sebelumnya, Buntut dari sikap Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang menghina Nabi Muhammad saw dan dianggap menyakiti umat Islam di seluruh dunia, seruan untuk memboikot produk Prancis menggema.

Aksi boikot produk-produk Prancis tersebut ramai terjadi di negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim salah satunya di Indonesia.

Menyikapi hal ini, politikus PDI Perjuangan Dewi Tanjung menilai aksi tersebut salah kaprah karena antara produk dan presiden Prancis tidak ada hubungannya.

Baca Juga: Massa AMBUI: Sikap Islamofobia Macron Bentuk Kebencian Terhadap Islam

Hal tersebut ia ungkapkan melalui akun Twitter pribadinya @DTanjung15, Jumat (30/10/2020).

Pendapat Dewi Tanjung soal Emmanuel Macron. (Twitter/@DTanjung15)

Menurutnya, produk Prancis sudah sejak lama ada jauh sebelum Emmanuel Macron menjadi orang nomor satu di negeri Menara Eiffel tersebut.

Oleh karena itu Dewi menilai, antara produk dan presidennya tidak ada kaitannya sehingga ia menegaskan akan tetap memakai barang-barang dari Prancis.

"Produk-produk ini sudah lebih dulu beredar di dunia sebelum Macron jadi Presiden. Kalo Nyai tetap aja pake produk-produk itu karena tidak ada hubungannya sama sekali sama sikap Presiden Perancis," sambung Dewi.

Di kicauan selanjutnya, Dewi mengungkapkan kalau dirinya akan terus memakai produk Prancis apalagi menurutnya, ia membeli dengan uang bukan pakai daun.

Baca Juga: Dikritik Milenial karena Cibir Demo, Megawati: Kalian Jangan Menjeng Doang

"Masa gara-gara Ocehan Presiden Perancis lalu barangnya di buang. Bego amat itu orang yang buang-buang barang-barang buatan Perancis," kicau Dewi pedas.

Sebelumnya, Dewi mengaku marah dan tetap memahami jika umat muslim di seluruh dunia juga marah dengan pembuatan karikatur Nabi Muhammad saw.

“Belakangan umat Islam marah sama Presiden Prancis karena mendukung pembuatan karikatur Nabi Muhammad. Saya sebagai Muslim pasti marah, tapi jujur saya sendiri tidak tahu wajah Rasulullah dan semua umat Islam juga tidak pernah lihat wajah beliau. Jadi, bagaimana bisa kita marah sama karikatur itu?” terangnya.

Sebagaimana diketahui, seruan boikot produk Prancis tersebut salah satunya datang dari Majelis Ulama Indonesia atau MUI.

MUI turut buka suara terkait keputusan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang melindungi Charlie Hebdo dengan dalih kebebasan berpendapat.

Dilansir dari hops.id -- jaringan Suara.com, MUI menganggap kebebasan berekspresi ala Macron sangat bersifat egoistik dan tidak memikirkan umat lainnya khususnya kaum Muslim.

“Dengan demikian, Presiden Emmanuel Macron hanya memperhatikan kepentingannya saja dan tidak peduli kepada kepentingan dan keyakinan masyarakat dunia lainnya terutama umat Islam yang jumlahnya lebih dari 1,9 miliar di muka bumi ini,” tulis MUI dalam surat bernomor Kep-1823/DP-MUI/x/2020.

Load More