Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 02 Desember 2020 | 17:39 WIB
Arsip - Warga menunjukan tanaman kelapa sawit yang dirusak kawanan gajah liar di Desa Seumantok, Pante Ceureumen, Aceh Barat, Aceh, Senin (24/8/2020). (Antara Aceh/Syifa Yulinnas)

SuaraSumut.id - Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh menempatkan tujuh unit Conservation Response Unit (CRU).

Hal tersebut dilakukan untuk penanganan konflik gajah dan manusia di tujuh kabupaten/kota di Aceh.

CRU itu ditempatkan di Aceh Utara, Aceh Timur, Pidie, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan serta di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.

"Minimal CRU ini menjadi respons pertama secara teknis untuk menangangani konflik gajah yang terjadi di Aceh selama ini," kata Kepala BKSDA Provinsi Aceh Agus Arianto, dilansir Antara, Rabu (2/12/2020).

Baca Juga: Hindari Konten Negatif, Aceh Inginkan Ada Internet Syariah

CRU tersebut terdapat sejumlah Mahout (pawang gajah) guna menangani gangguan gajah yang terjadi di sekitar pemukiman masyarakat, yang selama ini menjadi lokasi terjadinya konflik gajah dan manusia.

Para Mahout yang ditempatkan di setiap CRU memiliki keahlian untuk memahami kondisi satwa gajah. Sehingga jika terjadi gangguan segera melakukan langkah tepat agar gajah tidak masuk ke pemukiman masyarakat.

Guna mencegah konflik gajah dan manusia di Aceh, pihaknya juga memasang sejumlah alat GPS (Global Positioning System) Polar di sejumlah satwa gajah yang ada di Aceh, guna memantau pergerakan gajah liar di hutan.

GPS Polar yang dipasang juga sebagai bentuk early warning system (sistem peringatan dini) kepada masyarakat, apabila gajah liar mendekati pemukiman masyarakat.

"Jadi kita lakukan berbagai upaya agar gangguan gajah di Aceh bisa semaksimal mungkin teratasi, termasuk dengan menamam sejumlah tanaman atau pohon yang tidak disukai gajah di sekitar lintasan yang sering dilalui oleh satwa liar ini," jelasnya.

Baca Juga: Berantas Pornografi dan Judi Online, Aceh Minta Disediakan Internet Syariah

Upaya lain yang dilakukan dengan cara menggali sejumlah parit di sekitar lokasi lintasan gajah, termasuk dengan memasang pita kejut yang dialiri listrik dan tidak berbahaya,

"Sehingga gajah tidak akan masuk ke pemukiman masyarakat," pungkasnya.

Load More