SuaraSumut.id - Banjir berketinggian hingga mencapai 50 centimeter atau selutut orang dewasa terjadi di jalan lintas Medan-Banda Aceh di Kabupaten Aceh Utara tepatnya di Kecamatan Lhoksukon. Akibatnya, hanya kendaraan berbadan besar dan tinggi yang bisa melintasinya.
Di pusat ibukota Aceh Utara itu, sejumlah mobil truk besar berupaya melintasi banjir, sementara mobil pribadi dan mobil angkutan umum lainnya terpaksa menunggu dan bahkan sebagian lainnya memilih putar balik.
"Kalau mobil pribadi dan truk kecil tidak bisa lewat, kecuali kendaraan besar dan tinggi baru bisa melewatinya," kata Syamsyuddin, seorang warga di Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, Minggu (6/12/2020).
Air yang melintasi badan jalan nasional dari arah Selatan ke Utara Kota Lhoksukon tersebut mengalir begitu deras, sehingga pengendara harus berhati-hati untuk menyeberanginya.
Petugas kepolisian juga bersiaga di lokasi untuk mengatur arus lalu lintas, guna mencegah kemacetan parah di lokasi bencana.
Di pinggir badan jalan, di Desa Meunye, Kecamatan Lhoksukon, sejumlah korban yang mengungsi sedang memasak di dapur umum yang dibangun secara darurat.
Seorang warga Lhoksukon, Zulkifli mengatakan puncak banjir terjadi sejak Sabtu (5/12/2020) malam.
"Di rumah orangtua saya di Kampung Baru, Lhoksukon ketinggian air di halaman rumah mencapai 2 meter lebih, kalau di dalam rumah sekitar 1 meter. Kantor Polsek Lhoksukon juga tenggelam, hanya nampak atapnya saja," kata dia.
Sementara Muhktaruddin warga Meunasah Tring, Lhoksukon menyatakan warga sudah mengungsi sejak tadi malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Baca Juga: Banjir di Medan Dinilai karena Sistem Drainase yang Buruk
"Mereka mengungsi ke berbagai tempat yang lebih tinggi, seperti meunasah, balai pengajian dan rumah penduduk yang datarannya agak tinggi," ujar Muhktaruddin, yang juga Ketua Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Aceh Utara.
Dia menambahkan bahwa di kawasan tersebut listrik juga padam sejak tadi malam, begitu juga dengan jaringan internet sulit diakses.
Kata Muhktaruddin, banjir juga melintasi ruas badan jalan nasional di kawasan Kecamatan Samudera dan sejumlah lokasi lainnya di Aceh Utara.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Aceh Utara Amir Hamzah menyebutkan bahwa banjir akibat curah hujan tinggi dan meluapnya sejumlah sungai ini sudah berdampak terhadap 22 kecamatan, sementara ketinggian air antara 50 sentimeter hingga 1,5 meter, bahkan di tempat tertentu ketinggian airnya mencapai 2 meter.
"Data sementara, sebanyak 8.000 jiwa (mengungsi), tapi datanya masih terus masuk dan sedang kita rekap," kata Amir, di Aceh Utara, Sabtu malam. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
1.955 Kantong Darah Didistribusikan ke Wilayah Bencana di Aceh
-
ARTKARO 2025, dari Kegelisahan Lokal Menuju Ekosistem Seni Rupa Nasional
-
Tol Sinaksak-Simpang Panei Dibuka Mulai 16 Desember 2025
-
Bulog Salurkan Bantuan 2.855 Ton Beras untuk Korban Bencana di Sumut
-
Pemkot Medan Terima Bantuan 30 Ton Beras dari Uni Emirat Arab untuk Korban Banjir