Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 21 Januari 2021 | 17:35 WIB
Orang tua Adam dan Aris tak kuasa menahan tangis saat konferensi pers di RSUP Haji Adam Malik [Suara.com/Muhlis]

Luka pada kulit kedua bayi kembar itu untuk sementara ditutup menggunakan vital dan akan dilakukan pengawasan ketat selama 3x24 jam atau lebih.

"Kondisinya bayi masih stabil, kulitnya masih bisa menutup meskipun begitu besar, saya rasa ini yang besar dari beberapa yang devectnya terbuka di perut. Saat ini sudah kita tutup meski saat ini masih pakai vital," katanya.

Ketua tim dokter pemisahan bayi kembar, Prof dr Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K) mengaku, operasi serupa sudah keempat kalinya yang berhasil dilakukan di RSUP H Adam Malik.

"Ini kali keempat keberhasilan tim dokter memisahkan bayi kembar. Dari mulai Mariana dan Mariani, Sahira dan Fahira, Adam dan Malik, dan saat ini Adam dan Aris," bebernya.

Baca Juga: Upaya Pemkot Medan Pulihkan Perekonomian di Tengah Pandemi Corona

Direktur RSUP Haji Adam Malik, dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) mengatakan, kedua bayi itu sejak dilahirkan mendapat perhatian khusus dari tim medis.

Saat disinggung berapa biaya yang dihabiskan untuk operasi pemisahan itu, dr Zainal Safri mengatakan bahwa seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah.

"Kalau biayanya semua pemerintah ya, tapi kalau dari hitung-hitungan kasar yang dihitung itu sekitar Rp800 jutaan lah kira-kira begitu," pungkasnya.

Kontributor : Muhlis

Baca Juga: Satgas: Total 17.150 Pasien Covid-19 Sembuh di Sumut

Load More