Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Sabtu, 20 Maret 2021 | 15:12 WIB
Ibu korban menangis di rumah duka. [Suara.com/M Aribowo]

SuaraSumut.id - Masih ingat dengan kasus suami bakar istrinya hidup-hidup di Jalan Pasar VII Beringin, Desa Tembung, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara pada akhir Januari 2021 lalu.

Setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit hampir dua bulan lamanya, korban Rani (20) yang menderita luka bakar di sekujur tubuhnya menghembus nafas terakhirnya.

Korban menghembuskan nafas terakhir pada Jumat (19/3/2021) malam di salah satu rumah sakit di Medan.

Kondisi korban sendiri sempat membaik, bahkan diperbolehkan kembali pulang ke rumahnya. Namun belakangan infeksi akibat luka bakar kembali timbul yang membuat kondisi korban kembali drop.

Baca Juga: Tak Terima Dianggap Pansos, GMW Irene: Saya Ini Atlet Bukan Artis!

"Kami larikan ke rumah sakit, Jumat (12/3/2021) pekan lalu, kondisi Rani kembali drop," kata ibu korban Supriati (40), saat ditemui di rumah duka, Sabtu (20/3/2021) siang.

Selama menjalani perawatan kembali di rumah sakit, ibu korban menceritakan kondisi putrinya itu semakin memprihatinkan.

"Sejak Kamis (18/3/2021) dan Jumat (19/3/2021), anak saya bahkan tidak mau makan, biasanya dia banyak makan," kata Supriati.

Meski tampak semangat untuk sembuh, ibunya mengaku korban terus mengalami sulit bernafas.

"Dia bilang kakak kuat, tapi dia juga merasakan sulit untuk bernafas, infeksi sudah kenak ke paru-parunya," ujar Supriati.

Baca Juga: Bawa Pisau ke Polres Jaksel, Seorang Pria Dipiting Petugas

Hingga akhirnya pihak medis mengambil tindakan untuk memasukkan alat ke paru-paru korban lewat mulutnya.

"Anak saya sudah gak mau dia takut dimasukan besi, tapi ditenangkan tim medis, dibilang kakak (korban), berjuang ibarat naik pesawat, kalau nahas kita jatuh, kalau berhasil kita sampai bandara (sembuh)," ujarnya.

Nahas bagi Rani, tak lama dimasukkan alat tersebut, wanita muda ini menghembuskan nafas terakhirnya.

"Aku gak nyangka, karena anak saya bilang kakak kuat," tangisnya.

Gak Boleh Dendam

Sebelum meninggal dunia, kata Supriati, anaknya berpesan kepada keluarganya untuk tidak boleh dendam terhadap pelaku yang membakar dirinya.

"Jangan dendam sama siapa-siapa, kakak gak dendam Mak e, kita maafkan aja. Aku gak mau lagi sama dia (suami yang membakarnya)" kata Supriati mengingat pesan anaknya.

"Saya juga tidak memiliki firasat, cuma sebelum meninggal ada suara burung di rumah sakit, jam 12 malam, tapi saya gak yakin itu pertanda," sambungnya.

Ia mengatakan, dalam kesehariannya korban dikenal sebagai sosok anak yang baik.

"Dia membantu saya seorang janda, saya juga ada sakitnya, Rani ini yang membantu saya untuk pengobatan, tapi kini dia luan pergi," tangis Supriati.

Jenazah korban sendiri telah dimakamkan di TPU Jalan Rahayu, Kecamatan Percut Sei Tuan.

Sebelumnya, warga yang bermukim di Jalan Pasar 7 Beringin Desa Tembung mendadak heboh dengan kemunculan nyala api dari dalam rumah, Minggu (31/1/2021) dinihari. Setelah ditelisik, nyala api bukan hanya melahap rumah tapi juga membakar tubuh seorang wanita berusia 20 tahun bernama Rani.

Belakangan diketahui pembakaran ini diduga dilakukan oleh orang dekat korban yang tidak lain merupakan suaminya sendiri bernama Junanda alias Nanda (21). Pelaku kini sudah ditahan pihak berwajib, kedua kakinya dihadiahi timah panas.

Sementara, Yuliana (35) penghuni rumah yang menjadi lokasi pembakaran berharap agar penegak hukum memberi hukuman seberat-beratnya kepada tersangka.

"Korban dituduh selingkuh sama si Nanda, sedangkan dia (pelaku) datang bawa bensin bersama perempuan lain masih empat belas tahun, udah senget memang si Nanda," katanya.

"Istrinya ini baik sekali, dia yang kerja, cari makan, malah dia yang terus disakiti suaminya," pungkasnya.

Kontributor : M. Aribowo

Load More